TS'AI LUN ± 105
Oleh : Michael H. Hart, 1978
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh
dalam Sejarah
Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama
yang asing kedengaran di kuping pembaca. Menimbang betapa penting penemuannya,
amatlah mengherankan orang-orang Barat meremehkannya begitu saja. Tidak sedikit
ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya barang sepatah pun. Ini sungguh
keterlaluan. Ditilik dari sudut arti penting kegunaan kertas amat langkanya
Ts'ai Lun disebut-sebut bisa menimbulkan sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah
figur tak menentu dan tidak bisa dipercaya ada atau tidaknya. Tetapi,
penyelidikan seksama membuktikan dengan mutlak jelas bahwa Ts'ai Lun itu
benar-benar ada dan bukan sejenis jin dalam dongeng.
Dia seorang
pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M mempersembahkan
contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini
(terdapat dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang
dan dapat dipercaya, tanpa sedikit pun ada bau-bau magi atau dongeng.
Orang-orang Cina senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas
dan namanya tersohor di seluruh Cina.
Tak banyak
yang dapat diketahui perihal kehidupan Ts'ai Lun, kecuali ada menyebut dia itu
orang kebirian. Tercatat pula kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun,
dan ia membuatnya naik pangkat, dapat gelar kebangsawanan dan dengan sendirinya
jadi cukong. Tetapi, belakangan dia terlibat dalam komplotan anti istana yang
menyeret ke kejatuhannya. Catatan-catatan Cina menyebut --sesudah dia disepak--
Ts'ai Lun mandi bersih-bersih, mengenakan gaunnya yang terindah, lantas meneguk
racun.
Penggunaan
kertas meluas di seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina
sudah sanggup mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Lama sekali Cina
merahasiakan cara pembikinan kertas ini. Di tahun 751, apa lacur, beberapa
tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo
singkat kertas sudah diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembikinan
kertas menyebar ke seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa
belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan
sesudah Gutenberg menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan
kulit kambing sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Kini
penggunaan kertas begitu umumnya sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan
bagaimana bentuk dunia tanpa kertas. Di Cina sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya
buku dibuat dari bambu. Keruan saja buku macam itu terlampau berat dan kikuk. Memang
ada juga buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat umum. Sedangkan di Barat --sebelum ada kertas--
buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu. Material ini sebagai pengganti
papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir. Baik kulit
maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka tetapi juga harga sulit
terjangkau.
Sekarang,
entah buku entah barang tulisan lain dapat diprodusir secara murah dan
sekaligus dalam jumlah besar-besaran. Ini semua berkat adanya kertas. Memang,
arti penting kertas tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi
sebaliknya mesin cetak pun tak banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang
begitu banyak dan begitu murah.
Pertanyaan
yang agak musykil sekarang: Siapa yang mesti urutan tingkatnya lebih atas
antara Ts'ai Lun dan Gutenberg? Meskipun ruwet juga saya menentukan siapa
diantara kedua orang ini berhubung sama-sama pentingnya, tetapi akhirnya saya
ambil putusan tingkat Ts'ai Lun sedikit lebih tinggi dalam urutan ketimbang Gutenberg.
Alasan-alasan saya begini: (1) Kertas digunakan banyak sekali semata-mata untuk
bahan tulisan. (2) Ts'ai Lun mendahului Gutenberg dan Gutenberg mungkin tak
terpikirkan bikin mesin cetak kalau saja kertas tidak diketemukan. (3)
Andaikata hanya salah satu dari mereka melakukan ciptaan, saya duga tanpa mesin
ciptaan Gutenberg pun buku-buku masih bisa diprodusir lewat sistem cetak blok
(yang sudah lama dikenal orang jauh sebelum Gutenberg) lewat kombinasi kertas
daripada lewat kombinasi dengan kulit domba.
Apakah pada
tempatnya memasukkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg dalam urutan orang-orang
yang paling berpengaruh di dunia? Untuk menyelami arti penting yang sempurna
tentang penemuan kertas dan mesin cetak, sangatlah perlu memahami perkembangan
kebudayaan Barat dan Cina. Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih
dalam tarap lebih rendah ketimbang kebudayaan Barat. Tetapi pada tahun-tahun
seribuan Masehi, kemajuan-kemajuan Cina sudah melebihi Barat bahkan di abad
ke-7 dan ke-8 kebudayaan Cina dalam banyak segi merupakan kebudayaan termaju di
dunia. Sesudah abad ke-15 M, Barat ngebut meninggalkan Cina di belakang.
Pelbagai penyelesaian kultural mengenai perubahan-perubahan ini telah banyak
dikembangkan, tetapi pelajaran teori tampaknya mengabarkan satu segi penting
yang justru menurut saya sekedar suatu penjelasan yang tersederhana sifatnya.
Potongan
bambu dicuci dan dicelup ke dalam hak air sebagai langkah permulaan persiapan
pembikinan kertas.
Tentu saja
benar, pertanian dan tulis-menulis berkembang lebih duIu Timur Tengah ketimbang
Cina. Tetapi hal ini bukanlah suatu jawaban apa sebab kebudayaan Cina begitu
lambat dan berada di belakang Barat. Satu masalah muskil, menurut hemat saya,
adalah sebelum adanya Ts'ai Lun tak ada satu tulisan bermutu pun di Cina. Di
dunia Barat papyrus sudah ada, dan meskipun bahan itu mengalami kemunduran,
tulisan dalam bentuk gulungan tak terbatas jumlahnya dan buku-buku lebih baik
kualitasnya daripada ditulis di atas kayu atau bambu. Kekurangan bahan untuk
menulis merupakan faktor penghambat utama kemajuan kebudayaan Cina. Seorang
sarjana Cina memerlukan satu gerobak untuk membawa sejumlah buku yang
dianggapnya bermanfaat. Bayangkan saja betapa berabenya berusaha mengatur
administrasi pemerintahan dengan keadaan seperti itu.
Penemuan
kertas oleh Ts'ai Lun merombak total keadaan itu. Dengan sejumlah bahan-bahan
tulisan yang ada, kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya
dalam beberapa abad sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di
Barat menjadi sebab penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama. Di abad
ke-4 M Cina pun secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan
tetap maju dengan cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di
Barat tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting
seperti kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh
lebih murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar,
keadaan sekarang terbalik.
Sesudah
orang-orang Barat mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan
dengan Cina, bahkan berhasil menyempitkan jurang pemisah kultural.
Tulisan-tulisan Marco Polo menekankan keyakinannya bahwa bahkan di abad ke-13 M
Cina berada jauh di atas Eropa dalam hal kemakmuran.
Mengapa
selanjutnya Cina berada di belakang Eropa? Berbagai penjajagan kultural yang
njlimet telah dicoba, tetapi mungkin pengamatan teknologi yang sederhana dapat
menemukan jawabannya. Di abad ke-15 di Eropa, seorang genius bernama Johann
Gutenberg menemukan cara memproduksi buku sebanyak-banyaknya. Akibat penemuan
itu, kultur Eropa maju dengan pesat. Karena Cina tidak punya orang seperti
Gutenberg, Cina tetap bertahan pada sistem pencetakan blok sehingga
perkembangan kulturnya merangkak lebih lambat.
Melumatkan batang bambu
Membikin lembaran kertas
Mengepres lembaran kertas
Mengeringkan lembaran kertas
Apabila
orang menerima analisa di atas, dia tidak bisa tidak harus menerima kesimpulan
bahwa Ts'ai Lun dan Gutenberg adalah dua manusia yang merupakan tokoh sentral
dalam sejarah dunia.
Memang,
Ts'ai Lun berada di barisan paling depan dari penemu-penemu lain karena
beberapa alasan. Umumnya penemuan-penemuan merupakan produk dari jamannya dan
bisa juga terjadi biarpun orang yang betul-betul menemukannya tak pernah hidup
samasekali. Tetapi, keadaan ini samasekali tidak berlaku pada masalah kertas.
Orang-orang Eropa tidak mulai memproduksi kertas beribu-ribu tahun sesudah
Ts'ai Lun. Mereka baru terbuka pikiran dan membikinnya sesudah belajar proses
pembikinannya dari orang Arab. Dalam hubungan ini, biarpun orang sudah
menyaksikan bagaimana orang Cina memproduksi kertas, bangsa-bangsa Asia lainnya
tak pernah punya kemampuan memproduksinya. Jadi jelaslah, penemuan cara
memproduksi kertas bukanlah pekerjaan gampang, tak bisa begitu saja bisa
dilaksanakan oleh kebudayaan maju yang serba tanggung, melainkan erat kaitannya
dengan sumbangan pikiran dari perseorangan yang punya kelebihan luar biasa.
Ts'ai Lun adalah model orang macam itu, dan cara membikin kertas yang
dilakukannya (disamping modernisasi yang diperkenalkan sekitar tahun 1800 M)
pada dasarnya sama serupa apa yang dilakukan orang hingga kini.
Inilah
alasan mengapa saya menempatkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg kedua-duanya
dalam urutan kesepuluh pertama orang berpengaruh dalam buku ini, dengan
menempatkan Ts'ai Lun lebih atas ketimbang Gutenberg.
Semoga Bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar