NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)
Oleh : Michael H. Hart, 1978
Dalam buku : Seratus Tokoh yang
Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi
Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia
mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian
yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya
manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik
ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga
sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar
di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang
pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya,
pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang
tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan
dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat
perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota
Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu
merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan,
seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun,
dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber
Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru
mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang
janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak
tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak
memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah
kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari
merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang
Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun,
Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan
memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya
menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala
memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi
sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya,
pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke
Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi
kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik
balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah
kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo
cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang
kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut
Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah
dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak
Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari
hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab
memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan
dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi
turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah
mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak
satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari
kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi,
Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan
kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan
penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab
berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri
Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan
ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan
pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat
menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut
dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia
dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di
Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di
bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab--
itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan
Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari
situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak
kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira
pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732,
dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang
telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang
Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang
Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah
empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai
Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah
manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu
disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan
wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap
penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab.
Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil
dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir
dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti
halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus
dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya
jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan
dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru
itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya:
adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang
paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama
juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu
sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat
dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua
kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda
tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang
jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting
dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani.
Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika
Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi
Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja
bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap
pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab
Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung
dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan
selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak
tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan
erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia
bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu
terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang.
Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil
bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah
besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh
Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata
mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah
kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan
Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta
menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan
bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan
sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah,
orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari
seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan
mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar
tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan
yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak
ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa
Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di
abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini,
walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab,
tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki
oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan.
Ini jelas menunjukkan beda besar
dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga
Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan
Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan.
Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa
Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak
terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi
sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam
beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi
perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa
bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang
kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak
ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974.
Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara
Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan
yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam
sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya
kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat
pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti
pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Semoga Bermanfaat, Barakallah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar