AHLAN WA SAHLAN

Tampilkan postingan dengan label ISLAM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ISLAM. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Maret 2017

GLOBALISASI Skenario Mutakhir Kapitalisme

GLOBALISASI
Skenario Mutakhir Kapitalisme


Membongkar Globalisasi

Makna umum Globalisasi : Universal, Mendunia, tidak ada sekat.

Makna sebenarnya dari globalisasi adalah :

      1.       Pemikiran ideologi kapitalisme yang komprehensif & mencakup segala aspek kehidupan

      2.       Serangan  total  peradaban  kapitalis yang melanda seluruh pelosok dunia

      3.       menjadikan kapitalisme sebagai satu-satunya  ideologi  dan  peradaban  dunia dengan sikap tidak mau terhadap eksistensi ideologi lain

Kronologi Globalisasi muncul di media

       Nopember  1992  di  majalah  Criminal  Politics  Magazine (Amerika)

       mempublikasikan sebuah artikel berjudul The Carrol Quigley Clinton Connection (Hubungan Presiden Clinton dengan  Profesor  Carrol Quigley)

       Profesor Quigley pernah mengizinkan Clinton "mengintip"  kebijakan yang  bersifat  rahasia, meminta Clinton  untuk mempelajarinya  & mempersiapkan kajan yang dapat menguntungkan pemerintah Amerika.

       Clinton  terus  melakukan  kajian  dan  persiapannya  selama  20th, berhasil menelorkan ide-ide ekonomi yang berhubungan  dengan  Tata  Dunia  Baru.

Untuk  mensukseskan  ide  globalisasi  tersebut,  Amerika menggunakan Cara Cara.

      1.       Swastanisasi 

pengubahan  sektor  publik  menjadi sektor  sektor  pribadi (swasta)

      2.       Korporatisme

pandangan bahwa negara merupakan sekumpulan lembaga (korporasi/institusi/badan) dan pemerintah tiada lain adalah satu lembaga ekonomi kecil.

 Jika  pemerintah  hendak menjalankan suatu usaha bisnis, maka dia wajib diperlakukan sama dengan  lembaga  mana  pun  yang  lain.  Jadi  pemerintah diperlakukan  sama  dengan  swasta.
Negara dijadikan sumber bisnis.

      3.       Membangun Perusahaan

Perusahaan merupakan  lembaga  ekonomi utama  yang  menguasai  ekonomi  secara  nyata.
Setidaknya  terdapat sekitar 200 perusahaan yang mendominasi perekonomian dunia.

Ada 172 perusahaan yang dimiliki lima negara : Amerika, Jepang, Perancis, Jerman, dan Inggris.

      4.       Mendirikan Bank

Bank merupakan penyokong perusahaan terutama perusahaan raksasa.
Disamping  itu, bank itu sendiri sebenarnya juga suatu perusahaan.

      5.       Menciptakan Pasar Modal

Pasar-pasar  modal  ini  berupa  pasar-pasar  saham,  surat berharga, dan mata uang.
Alat kriminal para  investor  raksasa  untuk  meraup  keuntungan  besar tanpa usaha nyata dan tanpa investasi yang riil.

Kegiatan ekonominya adalah sektor ekonomi non-riil (bertumpu pada kompetisi  tidak seimbang. Mirip perjudian, undian, dan penipuan).

      6.       Membentuk WTO

Organisasi  Perdagangan Dunia (WTO) telah memaksakan syarat bagi negara-negara  di  dunia  yang  hendak  menjadi anggota  WTO,  agar membuka  pasar-pasarnya  terhadap  barang-barang  asing.

21 negara telah mengikuti KTT Vancouver (Kanada) mengenai perdagangan bebas terhadap 9 jenis komoditas baru. Inilah  yang membuat Amerika dan negara-negara industri lainnya mampu mendominasi  perdagangan  internasional  dan  dapat  melemahkan daya saing negara-negara yang kecil.

      7.       Pemaksaan Ide dan Nilai Peradaban Kapitalisme Kepada Seluruh Dunia

      8.       Pemantapan  Ide-Ide  Separatisme  dan  Pemecah Belahan Negara

Hal ini nampak tatkala Amerika berupaya menyelesaikan masalah-masalah  separatisme  dan  melakukan  campur  tangan untuk memecah-belah sebuah negara menjadi dua negara atau lebih jika memungkinkan, seperti yang sudah terjadi di Bosnia, Irak,  Sudan,  Afghanistan,  dan  lain-lain.

Semoga Bermanfaat


Diringkas dari Tulisan Ahmad Al Khatib
Majalah Al Wa'i edisi 128

Senin, 27 Februari 2017

Syar’u Man Qablana

Syar’u Man Qablana




Syariat yang diturunkan sebelum Islam, Bukanlah Syariat untuk kaum Nabi Muhammad.
Tidak dapat dikategorikan sebagai dalil syara’


Pertanyaan 1

Bukankah Islam menyuruh Kaum Nabi Muhammad untuk beriman kepada Nabi & Rasul sebelum Nabi Muhammad beserta kitabnya ??

Jawaban
Beriman = Membenarkan Kenabian & Risalahnya, bukan untuk mengikuti
Setelah diutusnya Nabi Muhammad, seluruh manusia dituntut untuk meninggalkan agama mereka  & memeluk Islam



"Sesungguhnya Agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam"
QS. Ali Imran :19


"Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya"
Qs. Ali Imran :19



Muncullah kaedah Usul :

“Syar’u man qoblana falaisa syar’anlana”
Syariat bangsa sebelum kita bukan syariat bagi kita

Ijma’ para Shohabat Nabi Muhammad
Syariat Nabi Muhammad SAW, Menghapus seluruh syari’at terdahulu


Pertanyaan 2

Bagaimana dengan QS. Al Maidah : 48 yang menyatakan pembenaran kitab kitab sebelumnya ??

Jawaban


"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelum al-Quran & menghapus kitab-kitab yang lain itu.........."
QS. Al Maidah : 48


Muhaiminan ‘alaihi = menundukkan (musayitiran) & menguasai (mushallithan)

Penguasaan al-Quran terhadap kitab2 terdahulu artinya menghapus (nasakh) syariat2 sebelumnya
MEMBENARKAN SEKALIGUS MENGHAPUS SYARIAT SEBELUMNYA

Diriwayatkan hadits, Rasulullah melihat Umar bin Khaththab membawa selembar kertas Taurat yang sedang dibacanya, maka beliau murka seraya berkata :

“Tidakkah aku datang dengan membawa kertas putih bersih, seandainya saudaraku Musa melihatku,
tentu ia tak akan berbuat apa-apa selain mengikutiku”
HR. Imam Ahmad, Ibnu Syaibah & al-Bazzaar


Pertanyaan 3

bagaimana dengan Thawaf, Sa’I, Khitan, Mengusap & mencium hajar aswat, Qurban Dsb.
Kesemuanya adalah syariat sejak Nabi Muhammad SAW belum diutus, Mengapa kita melakukannya ??

Jawaban

Karena Islam telah menentukannya sebagai hukum-hukum syara’ yang baru. Kaum Nabi Muhammad tidak melakukannya sebagai manasik dalam syariat terdahulu.
Demikian pula segala sesuatu yang berasal dari agama terdahulu, sama sekali tidak boleh dilakukan.


Pertanyaan 4

Bagaimana dengan ayat ini ??


Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) :  ‘’Ikutilah millah (dasar) Ibrahim seorang yang hanif“

Jawaban

Maksud ayat ini ataupun sejenisnya adalah Rasulullah bukan Rasul baru, melainkan Allah telah mengutus Rasul – Rasul sebelumnya

Millah : Dasar Tauhid (Tauhid Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad sama, Namun syariatnya berbeda)


"....Untuk tiap-tiap umat diantara kamu (kaum Muslim & Ahli kitab), Kami berikan aturan dan jalan yang khas...."
QS Al-Maidah : 48


Setiap Rasul diutus membawa syariat yang berbeda-beda, Syariat sebelum Rasulullah SAW, bukan syariat Kaum Rasulullah SAW

Tidak dapat dijadikan dalil syara sebagai sumber pengambilan hukum.


Footnote
Syaikh Taqiyyudin An Nabhani, Mafahim Hizbut tahrir

Jumat, 24 Februari 2017

Sarana-sarana Negara Kapitalis melakukan Imperalisme Ekonomi

Sarana-sarana Negara Kapitalis melakukan Imperalisme Ekonomi



1. Menyebarkan Ide yang Berkaitan dengan Politik & Ekonomi

Ide pembangunan ekonomi & keadilan sosial
Negara yang baru lepas dari penjajahan butuh uang untuk perbaikan negaranya Dihujani hutang
-            Negera-negara Amerika latin : 380 milyar dolar AS
-            Negara-negara Afrika : 200 milyar dolar AS
-            Brazil : 39 milyar, dengan bunga 120 milyar, jika hutang  tersebut dibagi penduduk 1 orang   hutang 923 dolar
-            Terdapat 33 negara Afrika dengan jumlah orang miskin terbanyak di dunia, dengan 76% hasil pendapatan negaranya habis untuk membayar hutang
   
2. Mengubah Sistem Mata Uang Dunia

1929 : Kemrosotan pasar modalakibat permainan nilai mata uang untuk bersaing ekspor
1934 : AS dab Negara-negara Eropa menyepakati transfer antar bank dan antar negara menggunakan dollar dan pounsterling sebagai pengganti emas
1944 : 44 delegasi negara menyepakati dollar sebagai asas untuk menilai mata uang dunia, prinsip-prinsip IMF diterapkan.
1945 - 1969 : AS VS vietnam, biaya pangkalan militer  & perlombaan senjata, akibatnya neraca perdagangan AS defisit
1970 : Cadangan emas AS sisa 50 trilyun dollar
1971 : Presiden Nixon menghapuskan keterkaitan dollar dengan emas

3. Membentuk Lembaga Ekonomi Internasional (IMF & WTO)

IMF (International Monetery Found)
Didirikan 1944, dengan tugas pokok menjaga nilai tukar mata uang, mengawasi neraca perdagangan, mengontrol cadangan mata uang.

Maroko, Reformasi pertanian ekspor jeruk nipis & buah-buahan.dengan cara memperbaiki irigasi. Pengekspor gandum terbesar ke Prancis
1970 : hutang maroko 18% dari produk nasionalnya
1984 : hutang maroko menjadi 110% dari produk nasionalnya
Harga bahan pokok naik 86%
4 tahun kemudian, Maroko mengimpor gandum 3 juta ton/ tahun

4. Membentuk Blok-blok Ekonomi (NAFTA & APEC)

1994 : Konferensi Napoli, Kesepakatan GATT, menghapus bea cukai
Konferensi Oman (1995), Konferensi Kairo (1996), Konferensi Qatar (1997)
Menghasilkan “Pasar Timur Tengah” Perjanjian ekonomi, keamanan, komunikasi, transportasi dll

5. Merekayasa Perang, Krisis, Kekacauan, dan Kerusuhan

A. Perang Teluk I dan II antara Irak & Iran
B. Mensponsori Gerakan Separatis di Kurdi & Sudan
C. Perang saudara di Afganistan


Footnote
Ringkasan Majalah Al Wa'i edisi 128

Kamis, 23 Februari 2017

Wajah Asli Demokrasi

Wajah Asli Demokrasi



Kepada mereka yang masih tidak mengetahui hakekat demokrasi….

Kepada mereka yang memandang bahwa demokrasi adalah solusi terbaik untuk menjawab problematika Islam dan kaum muslimin…

Kepada mereka yang mempropagandakan dan menyerukan demokrasi..

Kepada mereka semua kami katakan, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Maka tidak boleh ada kepemimpinan yang lebih tinggi dari kedudukan rakyat, dan tidak ada kehendak yang boleh mengatasinya lagi, meskipun itu kehendak Allah.

Bahkan dalam pandangan demokrasi dan kaum demokrat, kehendak Allah dianggap sepi dan tidak ada nilainya sama sekali.

Demokrasi adalah suatu sistem yang menjadikan sumber perundang-undangan, penghalalan dan pengharaman sesuatu adalah rakyat, bukan Allah.

Hal itu dilakukan dengan cara mengadakan pemilihan umum yang berfungsi untuk memilih wakil-wakil mereka di parleman (lembaga legislatif).

Hal ini berarti kedaulatan tertinggi di tangan manusia, padahal islam mengajarkan kedaulatan tertinggi hukum syara'..

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa sikap demikian

Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. dia Telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. (Yusuf:40)

dan dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan (al-Kahfi:26)

Demikian juga firman Allah

Mereka dianggap menjadi arbab (tuhan-tuhan) selain dari Allah, karena mereka telah mengaku berhak membuat tasyri’, menghalakan dan mengharamkan sesuatu, dan menetapkan undang-undang.

Demokrasi berarti mengembalikan segala bentuk pertengkaran dan perselisihan, antara hakim dan yang dihukumi kepada rakyat, tidak kepada Allah dan rasul-Nya.

Ini adalah penyelewengan dari firman Allah,

Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah. (asy-Syura:10)

Bagi para penganut faham demokrasi akhir ayat ini diganti dengan kalimat, maka putusannya (hukumnya) terserah kepada rakyat, dan bukan diserahkan kepada selain rakyat.

Firman Allah,

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. (an-Nisa’:59)

Allah menetapkan, bahwa di antara konsekuensi iman adalah mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni dengan mengacu kepada al-Qur’an dan as-Sunnah

Demokrasi adalah, sebuah sistem yang berprinsip pada kebebasan berkeyakinan dan beragama.

Seseorang –dalam pandangan demokrasi– boleh berkeyakinan apa saja yang ia maui, bebas memilih agama apa saja yang ia inginkan.

Ia bebas menentukan apa yang ia inginkan, dan seandainya ia menginginkan untuk keluar dari Islam berganti agama lain, atau menjadi seorang atheis, maka tiada masalah dan ia tidak boleh dipermasalahkan.

Adapun hukum Islam berlawanan dengan hal itu.

Berdasarkan hakekat nas-nas di atas, dan juga nash syara’ lainnya yang mempunyai hubungan dengan masalah ini, kita bisa mendudukkan firman Allah

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); (al-Baqarah:256)

Demokrasi adalah sistem yang berprinsip pada kebebasan berpendapat dan bertindak, apapun bentuk pendapat dan tindakannya, meskipun mencaci maki Allah dan Rasul-Nya serta merusak agama, karena demokrasi tidak mengenal sesuatu yang suci sehingga haram mengkritiknya atau membahasnya panjang lebar.

Dan apapun bentuk pengingkaran terhadap kebebasan berarti pengingkaran terhadap sistem demokrasi.

Dan itu berarti menghancurkan kebebasan yang suci, dalam pandangan demokrasi dan kaum demokrat.

Demokrasi adalah sistem sekular dengan segala cabangnya, di mana ia dibangun di atas pemisahan agama dari kehidupan dan kenegaraan.

Allah dalam pandangan demokrasi hanya diposisikan di pojok surau dan masjid saja, adapun wilayah-wilayah selain itu, baik dalam wilayah politik, ekonomi, sosial dan lain-lain maka wilayah itu bukan milik agama, wilayah itu semua adalah milik rakyat.

Demokrasi adaah sistem yang berpijak pada prinsip kebebasan individual, maka seseorang –menurut ajaran demokrasi– berhak melakukan apa saja yang diinginkannya, termasuk melakukan tindakan yang mungkar, keji maupun yang merusak, tanpa boleh diawasi.

Demokrasi adalah sistem yang menjadikan pilihan rakyat sebagai orang yang berhak memimpin suatu bangsa, meskipun yang dipilih itu adalah orang kafir, zindik ataupun murtad dari agama Allah.

Hal ini bertentangan dengan firman Allah

dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman. (an-Nisa’:141)

Hal itu juga bertentangan dengan ijma’ umat Islam, bahwa orang kafir tidak boleh memimpin kaum muslimin, dan negara kaum muslimin.

Demokrasi adalah sistem yang berdiri di atas landasan persamaan semua manusia dalam hak dan kewajiban, dengan menutup mata dari aqidah dan agama yang diikutinya, dan juga menutup mata dari biografi moralnya, sehingga orang yang paling kufur, paling jahat dan paling bodoh disamakan dengan orang yang paling taqwa, paling shalih dan paling pandai dalam menetapkan persoalan yang sangat penting dan urgen, yaitu menyangkut siapa yang berhak memerintah negeri dan masyarakat….

Hal ini bertentangan dengan firman Allah

Maka apakah patut kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Atau Adakah kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan? (al-Qalam:35-36)

Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? mereka tidak sama. (as-Sajdah;18)

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (az-Zumar:9)

Dalam pandangan agama Allah mereka tidak sama, tetapi dalam pandangan agama demokrasi mereka sama saja.

Demokrasi didirikan di atas prinsip kebebasan membentuk berserikat dan organisasi, baik berupa organisasi politik (partai) maupun organisasi non politik.

Dalam demokrasi bebas berserikat tanpa mempedulikan fikrah dan manhaj yang menadi dasar (asas) organisasi itu.

Dengan begitu, setiap kumpulan dan setiap organisasi bebas sebebas-bebasnya untuk menyebarkan kekufuran, kebatilan dan pemikiran yang merusak di seluruh penjuru negeri.

Hal ini dalam pandangan syara’ adalah penerimaan dengan suka rela akan keabsahan dan kebebasan melakukan tindakan kekufuran, kesyirikan, kemurtadan dan kerusakan.

Sikap ini bertentangan dengan kewajiban untuk memerangi kekufuran dan kemungkaran, sebagai bentuk dari nahi munkar sebagaimana firman Allah

Di dalam hadis, yang shahih dari Rasulullah saw, beliau bersabda

Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran maka hendaklah mengubah dengan tangannya, jika tidak bisa hendaklah ia mengubah dengan lisannya, jika tidak bisa hendaklah mengubah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman (HR Muslim)

Hadis tersebut menyebutkan bahwa mengingkari dan mengubah kemungkaran adalah kewajiban, meskipun hanya dengan hati ketika tidak mampu lagi melakukan pengingkaran terhadap kemunkaran dengan tangan dan lisan.

Demikian juga sabda Rasulullah saw dalam hadis yang menceritakan tentang penumpang perahu yang melobangi dinding perahu karena enggan naik ke atas untuk mengambil air.

Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan lainnya itu dikatakan

“….Jika penumpang kapal lainnya membiarkan tindakan mereka dan apa yang mereka kehendaki itu maka mereka semua akan tenggelam, tetapi jika mereka mengambil tindakan terhadap mereka (yang melobangi perahu) maka mereka akan selamat dan semuanya akan selamat….”

Demokrasi ditegakkan di atas prinsip menetapkan sesuatu berdasarkan pada sikap dan pandangan mayoritas, apapun pola dan bentuk sikap mayoritas itu, apakah ia sesuai dengan al-haq atau tidak.

Al-Haq menurut pandangan demokrasi dan kaum demokrat adalah segala sesuatu yang disepakati oleh mayoritas, meskipun mereka bersepakat terhadap sesuatu yang dalam pandangan Islam dianggap kebathilan dan kekufuran.

Di dalam Islam, al-haq yang mutlak itu harus dipegang sekuat tenaga, meskipun mayoritas manusia memusuhimu, yaitu al-haq yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan sunnah. Al-Haq adalah ajaran yang sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah, meskipun tidak disetujui oleh mayoritas manusia, sedangkan a-bathil adalah ajaran yang dinyatakan batil oleh al-Qur’an dan sunnah, meskipun mayoritas manusia memandangnya sebagai kebaikan.

Sebab keputusan tertinggi itu hanyalah hak Allah semata, bukan di tangan manusia, bukan pula di tangan suara mayoritas

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah) (al-An’am:116)

Jika dilihat dengan kaca mata demokrasi yang berprinsip suara mayoritas, di manakah posisi nabi dan pengikutnya ini?

Ibnu al-Qayyim di dalam kitab A’lamul Muwaqqi’in mengatakan, “ketahuilah bahwa ijma’, hujjah, sawad al-A’dham (suara mayoritas) adalah orang berilmu yang berada di atas al-haq, meskipun hanya seorang sementara semua penduduk bumi ini menyelisihinya.

Demokrasi dibangun di atas prinsip pemilihan dan pemberian suara, sehingga segala sesuatu meskipun sangat tinggi kemuliaannya, ataupun hanya sedikit mulia harus diletakkan di bawah mekanisme ambil suara dan pemilihan. Meskipun yang dipilih adalah sesuatu yang bersifat syar’I (bagian dari syati’ah.

Sikap ini tentu bertentangan dengan prinsip tunduk, patuh, dan menyerahkan diri sepenuh hati serta ridla sehingga menghilangkan sikap berpaling dari Allah, ataupun lancang kepada Allah dan Rasul-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah.

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka (al-Ahzab:36)

Tetapi demokrasi akan mengatakan, “Ya, harus diadakan pemilihan dulu, meskipun nantinya harus meninggalkan hukum Allah”

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (an-Nisa:65)

Demokrasi berdiri di atas teori bahwa pemilik harta secara hakiki adalah manusia, dan selanjutnya ia bisa mengusakan untuk mendapatkan harta dengan berbagai cara yang ia maui.

Ia bebas pula membelanjakan hartanya untuk kepentingan apa saja yang ia maui, meskipun cara yang dipilihnya adalah cara yang diharamkan dan terlarang di dalam agama Islam.

Inilah yang disebut dengan sistem kapitalisme liberal

Sikap ini berbeda secara diametral dengan ajaran Islam, dimana mengajarkan bahwa pemilik hakiki harta adalah Allah swt.

Dan bahwasannya manusia diminta untuk menjadi khalifah saja terhadap harta kekayaan itu, maka ia bertanggung jawab terhadap harta itu di hadapan Allah; bagaimana ia mendapatkan dan untuk apa dibelanjakan…

Manusia dalam Islam tidak diperbolehkan mencari harta dengan cara haram dan yang tidak sesuai dengan syara’ seperti riba, suap, dan lain-lain……

Demikian juga ia tidak diizinkan untuk membelanjakan harta untuk hal-hal yang haram dan hal-hal yang tidak sesuai dengan tuntunan syara’.

Manusia dalam ajaran Islam tidak memiliki dirinya sendiri, sehingga ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan tanpa mempedulikan petunjuk Islam.

Karena itulah melakukan hal-hal yang membahayakan diri dan juga bunuh diri termasuk dosa besar yang terbesar, oleh Allah akan diberikan balasan adzab yang pedih.

Pandangan seperti ini bisa kita dapatkan dalam firman Allah

Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. (Ali Imran:26)

Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (at-Taubah:111)

Jiwa adalah milik Allah,
Dia miliki sendiri –jual beli khusus untuk orang mukmin– untuk menggambarkan pemberian kemuliaan, kebaikan dan keutamaan kepada mereka, sekaligus untuk mendorong mereka supaya berjihad dan mencari kesyahidan

Nabi saw apabila hendak mengirim seseorang menuju medan jihad, beliau berpesan,

Sesungguhnya kepunyaan Allah lah apa yang Dia mabil dan kepunyaan-Nya juga yang Dia berikan (HR Bukhari dan Abu Dawud)

Selanjutnya, seseorang tidak memiliki sesuatu yang ditunjukkan untuk bisa diambil karena sesungguhnya dia bukanlah pemiliknya, dia hanya mendapatkan titipan saja, sedang pemiliknya adalah Allah swt.

Secara ringkas, inilah demokrasi!!

Islam dan sikap seperti ini tidak akan pernah bersatu di dalam agama Allah selamanya.


Semoga Bermanfaat..

Dari Berbagai Sumber..

Jumat, 17 Februari 2017

8 Pintu Syaithon

8 pintu syaithon





Hati adalah ibarat sebuah benteng. Syaithon sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Syaithonsenantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Oleh karena itu perlu mengetahui Pintu-pintu Cara Syaithonuntuk masuk.

1.      Pintu pertama:

              Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu HASAD (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

2.      Pintu kedua:

              Ini juga adalah pintu terbesar yaitu MARAH. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika seseorang marah, lalu dia mengatakan: a’udzu billah (aku berlindung pada Allah), maka akan redamlah marahnya.” (As Silsilah Ash Shohihah no. 1376)

3.      Pintu ketiga:

              Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

4.      Pintu keempat:

              Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat sebagaimana dalam hadits:

“Sesungguhnya orang yang lebih sering kenyang di dunia, dialah yang akan sering lapar di hari kiamat nanti.” (HR. Tirmidzi. Dalam As Silsilah Ash Shohihah)

5.      Pintu kelima:

              Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

6.      Pintu keenam:

              Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro)

7.      Pintu ketujuh:

              Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

8.      Pintu kedelapan:

              Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

              Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya. AAmiin

Semoga Bermanfaat..


Footnote
Mukhtashor Minhajul Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy

Kamis, 16 Februari 2017

Yuk Bikin Prioritas Cinta

Yuk Bikin Prioritas Cinta




 Oleh : Luky B Rouf
Creative Writer
Inspirator #YukMoveOn | Pengkader Pendakwah Ideologis
Publishing Manager Al Azhar Press
Kontributor Tabloid Mediua Umat, dakwahremaja.com
Owner D’Walimah Organizer Pernikahan Islami
Chief Operational Officer MoveON Inspiration

Sobat  muslim,  jika  langkahmu  untuk  mengagung-agungkan  V-Day  masih  berlanjut, maka kita ingatkan, STOP. Sudah saatnya kita menyadari biar nggak terperosok lebih jauh terjun  dalam  dunia  kemaksiatan.  V-Day  tidak  lebih  dari  hari  kasih  sayang  palsu  yang dibungkus dengan hawa nafsu.

Dalam  hal  cinta  dan  kasih  sayang,  sebagai  seorang  muslim  kita  harus  bisa  membuat prioritas. Sehingga nggak salah penempatannya. Disangkanya cinta sama pacar itu masuk kategori cinta islamy, padahal jauuhhh banget alias nggak boleh ada dalam Islam. Demikian pula  saking  sayangnya  kita  pada  harta  benda  milik  kita,  sampe  kita  nggak  rela kehilangannya.

Padahal  dalam  Al-Qur’an,  telah  disampaikan  :"Katakanlah:  Jika  bapak-bapakmu,  anakanakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan  yang  kamu  khawatirkan  kerusakannya,  dan  rumah-rumah  tempat  tinggal  yang  kamu senangi  lebih  kau  cintai  daripada  Allah  dan  Rasul-Nya  serta  jihad  di  jalan-Nya,  maka  tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orangorang yang fasik." (QS. At-Taubah: 24).

Pembahasan  sebelumnya  udah  dijelaskan  panjang  lebar  bahwa  cinta  nggak  musti diwujudkan.  Tapi  kalo  emang  cinta  mau  diwujudkan,  maka  ikuti  tata  aturannya  sesuai Islam.  Sehingga  cinta  yang  kita  wujudkan  benar-benar  cinta  berbalut  ridhlo  Allah.  Bukan cinta liar.

Dalam  beberapa  nash-nash  cinta  itu  disetarakan  dengan  keimanan.  Misalnya,  bagi seorang  mukmin  tidak  dianggap  beriman  sebelum  dia  berhasil  mencintai  saudaranya laksana  dia  mencinta  dirinya  sendiri  (HR  Muslim).  "Perumpamaan  kasih  sayang  dan kelembutan  seorang  mukmin  adalah  laksana  kesatuan  tubuh;  jika  salah  satu  anggota  tubuh  terasa sakit, maka akan merasakan pula tubuh yang lainnya: tidak bisa tidur dan demam."  (Bukhari dan Muslim).

Seorang  Mukmin  memiliki  ikatan  keimanan  sehingga  mereka  menjadi  laksana  saudara (Al-Hujarat:  13),  dan  cinta  yang  meluap  sering  kali  menjadikan  seorang  Mukmin  lebih mendahulukan  saudaranya  daripada  dirinya  sendiri,  sekalipun  mereka  berada  dalam kesusahan (Al-Hasyr: 9).

Berikut  ini  akan  kita  ungkapkan  betapa  para  sahabat  Nabiullah  Muhammad  Saw,  bisa memberikan contoh kepada kita bagaimana memprioritaskan cinta.

Muhammad  bin  Sirin  berkata;  Telah  berbincang-bincang  segolongan  laki-laki  di  masa Umar ra., hingga seakan-akan mereka melebihkan Umar ra. atas Abu Bakar ra., kemudian hal itu sampai kepada Umar bin Khathab, dan ia berkata,  “Demi Allah, satu malam dari Abu Bakar lebih utama daripada keluarga Umar. Rasulullah telah pergi menuju gua Tsur dan Abu Bakar bersamanya. Abu Bakar terkadang berjalan di depan beliau dan terkadang berjalan di belakang beliau. Hingga  hal  itu  membuat  Rasulullah  penasaran,  beliau  pun  berkata;  Wahai  Abu  Bakar!  Kenapa engkau  terkadang  berjalan  di  depanku  dan  terkadang  di  belakangku?  Abu  Bakar  berkata;  Jika  aku ingat orang-orang yang mengejarmu, maka aku berjalan di belakangmu, dan jika aku ingat orangorang  yang  mengintaimu,  maka  aku  berjalan  di  depanmu.  Rasulullah  saw.  bersabda;  Wahai  Abu Bakar! Apakah ada suatu perkara yang lebih engkau sukai menimpamu dan tidak menimpaku? Abu Bakar menjawab; Benar, demi Allah yang telah mengutusmu dengan hak, jika ada suatu perkara yang tidak  menyenangkan,  maka  aku  lebih  suka  hal  itu  menimpaku  dan  tidak  menimpamu.  Ketika keduanya  telah  sampai  di  gua  Tsur,  Abu  Bakar  berkata;  Tunggu  sebentar  di  tempatmu  wahai Rasulullah!, hingga aku membersihkan gua untukmu. Kemudian Abu Bakar pun masuk gua dan ia membersihkan  (dari  segala  hal  yang  akan  menggangu).  Ketika  ia  ada  di  atas  gua,  ia  ingat  belum membersihkan sebuah lubang, kemudian ia  berkata; Wahai Rasulullah, tetap ditempatmu!, aku akan membersihkan  sebuah  lubang.  Maka  ia  pun  masuk  gua  dan  membersihkan  lubang  itu.  Kemudian berkata;  silakan  istirahat  wahai  Rasulullah  saw.,  Maka  Rasul  pun  beristirahat.”  Umar  berkata, “Demi Allah, sungguh malam itu lebih utama dari pada keluarga Umar.”  (HR. Hakim dalam AlMustadrak.)

Tentang  cinta  dan  kasih  sayang  kita  juga  bisa meneladani  Abdullah  bin  Amir.  Dengan harga  sembilan  puluh  ribu  dirham,  beliau  membeli  rumah  milik  Khalid  bin  ‘Uqbah  yang berada  di  dekat  pasar.  Pada  malam  harinya,  Abdullah  mendengar  suara  tangis  keluarga Khalid. Ia pun bertanya, kepada salah satu pelayan rumahnya, “Mengapa mereka menangis?”“Mereka  menangis  karena  mereka  harus  meninggalkan  rumah  yang  telah  tuan  beli  siang  tadi,”jawab si pelayan.

Mendengar  penjelasan  itu,  Abdullah  bin  Amir  berkata,  “Pelayan,  katakan  kepada  mereka bahwa uang harga rumah yang telah mereka terima beserta rumah itu menjadi milik mereka semua.”

Subhanallah,  Abdullah  bin  Amir  bin  Kuraiz  adalah  salah  satu  dermawan  kota  Baghdad yang  telah  memberikan  teladan  kepada  kita,  betapa  rasa  peduli  dengan  nasib  sesama membuatnya  rela  mengeluarkan hartanya.  Sikap yang amat jarang bisa kita temukan saat ini. Kepengen juga kayak beliau.

Rasulullah saw. pun memberikan teladan bagus kepada kita bagaimana mencintai orang lain  dengan  tidak  pandang  bulu.  Siapa  pun  ia,  Rasulullah  memberikan  perhatian, kepedulian, dan tentu cintanya. Ada kisah menarik yang bisa kita simak. Diriwayatkan Abu Hurayrah  (Nailul  Awthar,  4:  90):  “Ada  seorang  perempuan  hitam  yang  pekerjaannya  menyapu masjid.  Pada  suatu  hari,  Nabi  saw.  tidak  menemukan  perempuan  itu.  Nabi  saw.  menanyakan ihwalnya. Para sahabat mengatakan bahwa ia telah mati. Ketika Nabi menegur mereka kenapa tidak diberitahu, para sahabat  mengatakan bahwa perempuan itu hanya orang kecil saja. Kata Nabi saw., “Tunjukkan aku kuburannya.” Di atas kuburan itu Nabi melakukan shalat untuknya.”

Subhanallah,  sungguh mulia  sekali  Nabi  kita.  Ia  memberikan  teladan  yang  amat  bagus bagi hidup kita. Dalam kesehariannya, Rasul sangat menghormati para sahabatnya. Ambil contoh,  suatu  hari  Abdullah  al-Banjaliy  tidak  kebagian  tempat  duduk  saat  menghadiri majlis  Rasulullah. Mengetahui hal  itu,  Rasul lalu  mencopot  gamisnya  dan  mempersilakan sahabatnya  itu  untuk  duduk.  Tapi  Abdullah  al-Banjaliy  tidak  mendudukinya,  malah mencium  baju  Rasulullah  dengan  air  mata  yang  berlinang,  “Ya  Rasulullah,  semoga  Allah memuliakanmu, sebagaimana Anda telah memuliakanku,” komentar Abdullah.

Contoh  kemulian  beliau  Saw,  pun  masih  cukup  panjang.  Adalah  ‘Abdullah  bin  Ubay, tokoh  munafik  yang  telah  lama  dijagokan  oleh kabilah-kabilah  Yahudi  sebagai  pemimpin masa depan kota Madinah, merasa tersingkir, dan harapannya untuk memperoleh tampuk kepemimpinan  di  Madinah  mulai  terkikis.  Oleh  karena  itu,  ketidaksukaannya  terhadap Nabi saw. amat besar. Hanya saja, status sosialnya yang tinggi mencegahnya untuk bersikap frontal. Jadilah ia pelopor bagi kaum munafik. Di depan Rasulullah saw. dia berpura-pura Islam,  tetapi  di  belakangnya  dia  sangat  membenci  beliau.  ‘Abdullah  bin  Ubay  bahkan sampai  pernah  bersumpah,  “Demi  Allah,  apabila  aku  kembali  ke  Madinah,  tentu  orang  yang paling  mulia  (yakni  dia  sendiri-pen.)  akan  segera  mengusir  orang  yang  paling  hina  (yakni Muhammad saw.-pen.).”  (Tafsir Ibn Katsir, jld. IV, hlm. 444).

Ucapan  tersebut,  yang  nyata-nyata  menghina  Nabi  saw.,  kemudian  tersebar  dan didengar  oleh  para  sahabat,  hingga  ‘Umar  bin  al-Khaththab  dan  Usaid  bin  Hudhair meminta  izin  kepada  Rasulullah  saw.  untuk  membunuh  ‘Abdullah  bin  Ubay.  Beliau menenangkan sahabatnya itu seraya berkata, “Apa nanti kata orang-orang bila aku mengizinkan kalian  untuk  membunuhnya.  Mereka  tentu  akan  berkata,  ‘Muhammad  telah  membunuh  sahabatsahabatnya.’”

Ucapan  ‘Abdullah  bin  Ubay  serta  reaksi  para  sahabat  juga  didengar  oleh  anaknya, ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin Ubay. Lalu, ia mendatangi Rasulullah saw. dan berkata,  “Wahai Rasulullah,  telah  sampai  kepadaku  (berita)  bahwa  engkau  hendak  membunuh  ‘Abdullah  bin  Ubay karena  pernyataannya  (yang  menghinamu).  Jika  engkau  telah  memutuskan  untuk  melakukannya, lebih  baik  perintahkanlah  aku  untuk  membawa  kepalanya  kepadamu.  Demi  Allah,  orang -orang Khazraj mengetahui bahwa tidak ada seorang anak yang jauh lebih berbakti kepada ayahnya selain diriku. Aku khawatir, engkau malah menyuruh orang lain untuk membunuhnya, lalu aku tidak bisa menahan diri melihat orang tersebut (bebas) berkeliaran hingga aku membunuhnya pula. Sebab, jika begitu, berarti aku akan membunuh seorang Muslim hanya untuk membalas dendan atas kematian seorang kafir. Dengan tindakan tersebut aku pasti masuk neraka. (Ibidem, hlm. 447).

Rasul menjawab,  “Aku tidak akan membunuhnya sekarang. Aku hanya berusaha berbuat baik terhadap dirinya dan bersikap bijaksana selama ia masih berada di tengah-tengah kita.”

Adakah  pemuda Muslim  saat ini  yang  kecintaannya  kepada  Allah  dan  Rasul-Nya jauh melebihi kecintaannya terhadap kesenangan dunia dan pembelaannya terhadap Allah dan Rasul-Nya  melebihi  pembelaannya  terhadap  keluarganya—sebagaimana  ‘Abdullah  putra dari gembong munafik?

Adakalanya  kita  sulit  menentukan  pilihan,  bahkan  sekadar  membuat  urutan  prioritas sekali pun. Bener, kita kadang bingung kalo disodorkan berbagai pilihan yang kudu diambil salah satu. Apalagi semua pilihan itu memikat. Rasanya sayang kalo sampe nggak diambil. Tapi, dalam kondisi tertentu kita dituntut untuk bisa menentukan prioritas cinta kita. Untuk apa dan kepada siapa. Siap kan?

Dari semua cinta yang kita miliki, pastikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menempati daftar  utama  dalam  kehidupan  kita.  Yang  lainnya;  cinta  harta,  kendaraan,  jabatan,  status sosial,  tempat  tinggal,  perusahaan,  barang  dagangan,  bahkan  cinta  kita  kepada  keluarga, dan  suami  atau  istri  (bagi  yang  udah  punya  he..he..)  harus  rela  untuk  ‘dikesampingkan’. Allah  Swt.  berfirman:  “Katakanlah:  "Jika  bapak-bapak,  anak-anak,  saudara-saudara,  isteri-isteri, kaum  keluargamu,  harta  kekayaan  yang  kamu  usahakan,  perniagaan  yang  kamu  khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (At-Taubah: 24)

Untuk masalah ini, Rasulullah pantas dan layak menjadi teladan kita. Maka jangan heran jika Aisyah ra. bercerita tentang Rasulullah saw. setelah didesak oleh Abdullah bin Umar. Apa  yang  diceritakan  Ummul  Mukminin?  Beliau  menceritakan  sepotong  kisah  bersama Rasulullah saw. (Tafsir Ibnu Katsir, I: 1441): “Pada suatu malam, ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata, “Ya, Aisyah, izinkan aku beribadah kepada Rabbku.” Aku berkata, “Aku sesungguhnya senang merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu.”Dia bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar dia terisak-isak menangis. Kemudian dia duduk membaca al-Quran, juga sambil menangis sehingga  air  matanya  membasahi  janggutnya,  ketika  dia  berbaring,  air  matanya  mengalir  lewat pipinya mambasahi bumi di bawahnya. Pada waktu fajar, Bilal datang dan masih melihat Nabi saw. menangis,”Mengapa Anda menangis, padahal Allah ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian?”  tanya  Bilal.  “Bukankah  aku  belum  menjadi  hamba  yang  bersyukur.  Aku  menangis karena malam tadi turun ayat Ali Imran 190-191. Celakalah orang yang membaca ayat ini dan tidak memikirkannya.”

Memang,  adakalanya  kita  sulit  banget  menentukan  pilihan  utama  di  antara  sekian pilihan yang semuanya bagus bagi kita. Tapi, di sinilah jiwa berkorban kita diuji. Apakah kita lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, atau memilih mencintai yang lain?

Sobat muslim, para sahabat Rasulullah juga memberikan teladan bagus buat kita. Khalid bin  Walid  salah  satunya,  beliau  sampe  berkomentar  begini,  “Malam  yang  dingin  saat memimpin  pasukan  dalam  sebuah  ekspedisi  untuk  menghancurkan  musuh-musuh  Allah,  lebih  aku sukai ketimbang mendapatkan seorang bayi laki-laki yang baru lahir.” Subhanallah, Allahu Akbar, bukankah itu pelajaran yang amat berharga bagi kita tentang prioritas cinta?

Di  Jalur  Gaza,  saat  tulisan  ini  dibuat,  Sabtu,  28  Desember  2008  M,  entitas  Yahudi membombardir  sejumlah  kawasan  di  Jalur  Gaza  dengan  pesawat-pesawat  tempurnya secara  brutal  secara  terus-menerus  dan  kadangkala  secara  sporadis.  Warga  Gaza menghadapi  serangan  itu  hanya  dengan  dada-dada  mereka,  dengan  sikap  kepahlawanan yang  sulit  dicari  tandingannya.  Mereka  ’menyabung  nyawa’  mereka  dengan  senang  hati; ada  yang  menjadi  syahid,  sementara  ratusan  lainnya  terluka.  Itulah  gambaran  para pemuda-pemudi  yang  lebih  memilih  cinta  kepada  Allah  dan  Rasul-Nya  dengan mengobarkan semangat jihad perlawan terhadap Israel, sang musuh Allah.

Di Uzbekistan, saudara kita, para pengemban dakwah di sana, lebih memilih berhadapan dengan  diktator  Islam  Karimov,  ketimbang  ‘serah  bongkokan’  alias  mengalah  kepada pemimpin  jahat  dan  bengis  itu.  Banyak  para  pengemban  dakwah  yang  kebanyakan  para pemuda dikejar, ditangkap, dipenjara, dan tak sedikit yang kemudian dibunuh. Penjaranya nggak tanggung-tanggung, sobat. Penjara itu berada di suatu pulau di tengah laut Aral.

Sobat  muslim,  jika  kita  harus  memilih  cinta,  pilihlah  yang  utama,  yakni  cinta  kepada Allah dan Rasul-Nya. Boleh kok kita mencintai yang lainnya, asal jangan melupakan Allah dan  Rasul-Nya.  Yuk,  mulai  sekarang  kita  belajar  untuk  mencintai  Allah,  Rasul-Nya,  dan Islam dengan sepenuh hati kita. Insya Allah kita bisa kok. Yakin deh.

Sebagai  penutup  sekaligus  renungan  bagi  para  pemuja  V-Day  dan  pelaku  pacaran, dalam  sebagian  riwayat  hadits  Samurah  bin  Jundab  yang  disebutkan  di  dalam  Shahih Bukhari,  bahwa  Nabi  Saw.  bersabda:  “Semalam  aku  bermimpi  didatangi  dua  orang.  Lalu keduanya membawaku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah bangunan yang  menyerupai  tungku  api,  bagian  atas  sempit  dan  bagian  bawahnya  luas.  Di  bawahnya dinyalakan api. Di dalam tungku itu ada orang-orang (yang terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang.  Jika  api  dinyalakan,  maka  mereka  naik  ke  atas  hingga  hampir  mereka  keluar.  Jika  api dipadamkan,  mereka  kembali  masuk  ke  dalam  tungku.  Aku  bertanya:  ‘Siapakah  mereka  itu?’ Keduanya menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min dzalik.




Barakallah.. Semoga Bermanfaat..

klik: lukyrouf.com