Yuk Bikin Prioritas Cinta
Oleh : Luky B
Rouf
•Creative Writer
•Inspirator #YukMoveOn | Pengkader Pendakwah Ideologis
•Publishing Manager Al Azhar Press
•Kontributor Tabloid Mediua Umat, dakwahremaja.com
•Owner D’Walimah Organizer Pernikahan Islami
•Chief Operational Officer MoveON Inspiration
Sobat muslim,
jika langkahmu untuk
mengagung-agungkan V-Day masih
berlanjut, maka kita ingatkan, STOP. Sudah saatnya kita menyadari biar
nggak terperosok lebih jauh terjun
dalam dunia kemaksiatan.
V-Day tidak lebih
dari hari kasih
sayang palsu yang dibungkus dengan hawa nafsu.
Dalam hal
cinta dan kasih
sayang, sebagai seorang
muslim kita harus
bisa membuat prioritas. Sehingga
nggak salah penempatannya. Disangkanya cinta sama pacar itu masuk kategori
cinta islamy, padahal jauuhhh banget alias nggak boleh ada dalam Islam.
Demikian pula saking sayangnya
kita pada harta
benda milik kita,
sampe kita nggak
rela kehilangannya.
Padahal dalam
Al-Qur’an, telah disampaikan
:"Katakanlah: Jika bapak-bapakmu, anakanakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu,
kerabat-kerabatmu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang
kamu khawatirkan kerusakannya,
dan rumah-rumah tempat tinggal
yang kamu senangi lebih
kau cintai daripada
Allah dan Rasul-Nya
serta jihad di
jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orangorang yang
fasik." (QS. At-Taubah: 24).
Pembahasan sebelumnya
udah dijelaskan panjang
lebar bahwa cinta
nggak musti diwujudkan. Tapi
kalo emang cinta
mau diwujudkan, maka
ikuti tata aturannya
sesuai Islam. Sehingga cinta
yang kita wujudkan
benar-benar cinta berbalut
ridhlo Allah. Bukan cinta liar.
Dalam beberapa
nash-nash cinta itu
disetarakan dengan keimanan.
Misalnya, bagi seorang mukmin
tidak dianggap beriman
sebelum dia berhasil
mencintai saudaranya laksana dia
mencinta dirinya sendiri
(HR Muslim). "Perumpamaan kasih
sayang dan kelembutan seorang
mukmin adalah laksana
kesatuan tubuh; jika
salah satu anggota
tubuh terasa sakit, maka akan
merasakan pula tubuh yang lainnya: tidak bisa tidur dan demam." (Bukhari dan Muslim).
Seorang Mukmin
memiliki ikatan keimanan
sehingga mereka menjadi
laksana saudara (Al-Hujarat: 13),
dan cinta yang
meluap sering kali
menjadikan seorang Mukmin
lebih mendahulukan
saudaranya daripada dirinya
sendiri, sekalipun mereka
berada dalam kesusahan (Al-Hasyr:
9).
Berikut ini
akan kita ungkapkan
betapa para sahabat
Nabiullah Muhammad Saw,
bisa memberikan contoh kepada kita bagaimana memprioritaskan cinta.
Muhammad bin
Sirin berkata; Telah
berbincang-bincang
segolongan laki-laki di
masa Umar ra., hingga seakan-akan mereka melebihkan Umar ra. atas Abu
Bakar ra., kemudian hal itu sampai kepada Umar bin Khathab, dan ia
berkata, “Demi Allah, satu malam dari
Abu Bakar lebih utama daripada keluarga Umar. Rasulullah telah pergi menuju gua
Tsur dan Abu Bakar bersamanya. Abu Bakar terkadang berjalan di depan beliau dan
terkadang berjalan di belakang beliau. Hingga
hal itu membuat
Rasulullah penasaran, beliau
pun berkata; Wahai
Abu Bakar! Kenapa engkau
terkadang berjalan di
depanku dan terkadang
di belakangku? Abu
Bakar berkata; Jika
aku ingat orang-orang yang mengejarmu, maka aku berjalan di belakangmu,
dan jika aku ingat orangorang yang mengintaimu,
maka aku berjalan
di depanmu. Rasulullah
saw. bersabda; Wahai
Abu Bakar! Apakah ada suatu perkara yang lebih engkau sukai menimpamu
dan tidak menimpaku? Abu Bakar menjawab; Benar, demi Allah yang telah
mengutusmu dengan hak, jika ada suatu perkara yang tidak menyenangkan,
maka aku lebih
suka hal itu
menimpaku dan tidak
menimpamu. Ketika keduanya telah
sampai di gua
Tsur, Abu Bakar
berkata; Tunggu sebentar
di tempatmu wahai Rasulullah!, hingga aku membersihkan
gua untukmu. Kemudian Abu Bakar pun masuk gua dan ia membersihkan (dari
segala hal yang
akan menggangu). Ketika
ia ada di
atas gua, ia
ingat belum membersihkan sebuah
lubang, kemudian ia berkata; Wahai
Rasulullah, tetap ditempatmu!, aku akan membersihkan sebuah
lubang. Maka ia pun masuk
gua dan membersihkan
lubang itu. Kemudian berkata; silakan
istirahat wahai Rasulullah
saw., Maka Rasul
pun beristirahat.” Umar
berkata, “Demi Allah, sungguh malam itu lebih utama dari pada keluarga
Umar.” (HR. Hakim dalam AlMustadrak.)
Tentang cinta
dan kasih sayang
kita juga bisa meneladani Abdullah
bin Amir. Dengan harga
sembilan puluh ribu
dirham, beliau membeli
rumah milik Khalid
bin ‘Uqbah yang berada
di dekat pasar.
Pada malam harinya,
Abdullah mendengar suara
tangis keluarga Khalid. Ia pun
bertanya, kepada salah satu pelayan rumahnya, “Mengapa mereka menangis?”“Mereka menangis
karena mereka harus
meninggalkan rumah yang
telah tuan beli
siang tadi,”jawab si pelayan.
Mendengar penjelasan
itu, Abdullah bin
Amir berkata, “Pelayan,
katakan kepada mereka bahwa uang harga rumah yang telah
mereka terima beserta rumah itu menjadi milik mereka semua.”
Subhanallah, Abdullah
bin Amir bin
Kuraiz adalah salah
satu dermawan kota
Baghdad yang telah memberikan
teladan kepada kita,
betapa rasa peduli
dengan nasib sesama membuatnya rela
mengeluarkan hartanya. Sikap yang
amat jarang bisa kita temukan saat ini. Kepengen juga kayak beliau.
Rasulullah saw. pun memberikan
teladan bagus kepada kita bagaimana mencintai orang lain dengan
tidak pandang bulu.
Siapa pun ia,
Rasulullah memberikan perhatian, kepedulian, dan tentu cintanya.
Ada kisah menarik yang bisa kita simak. Diriwayatkan Abu Hurayrah (Nailul
Awthar, 4: 90):
“Ada seorang perempuan
hitam yang pekerjaannya
menyapu masjid. Pada suatu
hari, Nabi saw.
tidak menemukan perempuan
itu. Nabi saw.
menanyakan ihwalnya. Para sahabat mengatakan bahwa ia telah mati. Ketika
Nabi menegur mereka kenapa tidak diberitahu, para sahabat mengatakan bahwa perempuan itu hanya orang
kecil saja. Kata Nabi saw., “Tunjukkan aku kuburannya.” Di atas kuburan itu
Nabi melakukan shalat untuknya.”
Subhanallah, sungguh mulia
sekali Nabi kita.
Ia memberikan teladan
yang amat bagus bagi hidup kita. Dalam kesehariannya,
Rasul sangat menghormati para sahabatnya. Ambil contoh, suatu
hari Abdullah al-Banjaliy
tidak kebagian tempat
duduk saat menghadiri majlis Rasulullah. Mengetahui hal itu,
Rasul lalu mencopot gamisnya
dan mempersilakan sahabatnya itu
untuk duduk. Tapi
Abdullah al-Banjaliy tidak
mendudukinya, malah mencium baju
Rasulullah dengan air
mata yang berlinang,
“Ya Rasulullah, semoga
Allah memuliakanmu, sebagaimana Anda telah memuliakanku,” komentar
Abdullah.
Contoh kemulian
beliau Saw, pun
masih cukup panjang.
Adalah ‘Abdullah bin Ubay,
tokoh munafik yang
telah lama dijagokan
oleh kabilah-kabilah Yahudi sebagai
pemimpin masa depan kota Madinah, merasa tersingkir, dan harapannya
untuk memperoleh tampuk kepemimpinan
di Madinah mulai
terkikis. Oleh karena
itu, ketidaksukaannya terhadap Nabi saw. amat besar. Hanya saja,
status sosialnya yang tinggi mencegahnya untuk bersikap frontal. Jadilah ia
pelopor bagi kaum munafik. Di depan Rasulullah saw. dia berpura-pura Islam, tetapi
di belakangnya dia
sangat membenci beliau.
‘Abdullah bin Ubay
bahkan sampai pernah bersumpah,
“Demi Allah, apabila
aku kembali ke
Madinah, tentu orang
yang paling mulia (yakni
dia sendiri-pen.) akan
segera mengusir orang
yang paling hina
(yakni Muhammad saw.-pen.).”
(Tafsir Ibn Katsir, jld. IV, hlm. 444).
Ucapan tersebut,
yang nyata-nyata menghina
Nabi saw., kemudian
tersebar dan didengar oleh
para sahabat, hingga
‘Umar bin al-Khaththab
dan Usaid bin
Hudhair meminta izin kepada
Rasulullah saw. untuk
membunuh ‘Abdullah bin
Ubay. Beliau menenangkan
sahabatnya itu seraya berkata, “Apa nanti kata orang-orang bila aku mengizinkan
kalian untuk membunuhnya.
Mereka tentu akan
berkata, ‘Muhammad telah
membunuh sahabatsahabatnya.’”
Ucapan ‘Abdullah
bin Ubay serta
reaksi para sahabat
juga didengar oleh
anaknya, ‘Abdullah bin ‘Abdullah bin Ubay. Lalu, ia mendatangi Rasulullah
saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, telah
sampai kepadaku (berita)
bahwa engkau hendak
membunuh ‘Abdullah bin
Ubay karena pernyataannya (yang
menghinamu). Jika engkau
telah memutuskan untuk
melakukannya, lebih baik perintahkanlah aku
untuk membawa kepalanya
kepadamu. Demi Allah,
orang -orang Khazraj mengetahui bahwa tidak ada seorang anak yang jauh
lebih berbakti kepada ayahnya selain diriku. Aku khawatir, engkau malah
menyuruh orang lain untuk membunuhnya, lalu aku tidak bisa menahan diri melihat
orang tersebut (bebas) berkeliaran hingga aku membunuhnya pula. Sebab, jika begitu,
berarti aku akan membunuh seorang Muslim hanya untuk membalas dendan atas
kematian seorang kafir. Dengan tindakan tersebut aku pasti masuk neraka.
(Ibidem, hlm. 447).
Rasul menjawab, “Aku tidak akan membunuhnya sekarang. Aku
hanya berusaha berbuat baik terhadap dirinya dan bersikap bijaksana selama ia
masih berada di tengah-tengah kita.”
Adakah pemuda Muslim
saat ini yang kecintaannya
kepada Allah dan
Rasul-Nya jauh melebihi kecintaannya terhadap kesenangan dunia dan
pembelaannya terhadap Allah dan Rasul-Nya
melebihi pembelaannya terhadap
keluarganya—sebagaimana
‘Abdullah putra dari gembong
munafik?
Adakalanya kita
sulit menentukan pilihan,
bahkan sekadar membuat
urutan prioritas sekali pun.
Bener, kita kadang bingung kalo disodorkan berbagai pilihan yang kudu diambil salah
satu. Apalagi semua pilihan itu memikat. Rasanya sayang kalo sampe nggak
diambil. Tapi, dalam kondisi tertentu kita dituntut untuk bisa menentukan
prioritas cinta kita. Untuk apa dan kepada siapa. Siap kan?
Dari semua cinta yang kita
miliki, pastikan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menempati daftar utama
dalam kehidupan kita.
Yang lainnya; cinta
harta, kendaraan, jabatan,
status sosial, tempat tinggal,
perusahaan, barang dagangan,
bahkan cinta kita
kepada keluarga, dan suami
atau istri (bagi
yang udah punya
he..he..) harus rela
untuk ‘dikesampingkan’. Allah Swt.
berfirman: “Katakanlah: "Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya
dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya."
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (At-Taubah: 24)
Untuk masalah ini, Rasulullah
pantas dan layak menjadi teladan kita. Maka jangan heran jika Aisyah ra.
bercerita tentang Rasulullah saw. setelah didesak oleh Abdullah bin Umar. Apa yang
diceritakan Ummul Mukminin?
Beliau menceritakan sepotong
kisah bersama Rasulullah saw.
(Tafsir Ibnu Katsir, I: 1441): “Pada suatu malam, ketika dia tidur bersamaku
dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata, “Ya, Aisyah,
izinkan aku beribadah kepada Rabbku.” Aku berkata, “Aku sesungguhnya senang
merapat denganmu, tetapi aku senang melihatmu beribadah kepada Rabbmu.”Dia
bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar
dia terisak-isak menangis. Kemudian dia duduk membaca al-Quran, juga sambil
menangis sehingga air matanya
membasahi janggutnya, ketika
dia berbaring, air
matanya mengalir lewat pipinya mambasahi bumi di bawahnya.
Pada waktu fajar, Bilal datang dan masih melihat Nabi saw. menangis,”Mengapa
Anda menangis, padahal Allah ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang kemudian?” tanya
Bilal. “Bukankah aku
belum menjadi hamba
yang bersyukur. Aku
menangis karena malam tadi turun ayat Ali Imran 190-191. Celakalah orang
yang membaca ayat ini dan tidak memikirkannya.”
Memang, adakalanya
kita sulit banget
menentukan pilihan utama
di antara sekian pilihan yang semuanya bagus bagi kita.
Tapi, di sinilah jiwa berkorban kita diuji. Apakah kita lebih mencintai Allah
dan Rasul-Nya, atau memilih mencintai yang lain?
Sobat muslim, para sahabat
Rasulullah juga memberikan teladan bagus buat kita. Khalid bin Walid
salah satunya, beliau
sampe berkomentar begini,
“Malam yang dingin
saat memimpin pasukan dalam
sebuah ekspedisi untuk
menghancurkan musuh-musuh Allah,
lebih aku sukai ketimbang
mendapatkan seorang bayi laki-laki yang baru lahir.” Subhanallah, Allahu Akbar,
bukankah itu pelajaran yang amat berharga bagi kita tentang prioritas cinta?
Di Jalur
Gaza, saat tulisan
ini dibuat, Sabtu,
28 Desember 2008
M, entitas Yahudi membombardir sejumlah
kawasan di Jalur
Gaza dengan pesawat-pesawat tempurnya secara brutal
secara terus-menerus dan
kadangkala secara sporadis.
Warga Gaza menghadapi serangan
itu hanya dengan
dada-dada mereka, dengan
sikap kepahlawanan yang sulit
dicari tandingannya. Mereka
’menyabung nyawa’ mereka
dengan senang hati; ada
yang menjadi syahid,
sementara ratusan lainnya
terluka. Itulah gambaran
para pemuda-pemudi yang lebih
memilih cinta kepada
Allah dan Rasul-Nya
dengan mengobarkan semangat jihad perlawan terhadap Israel, sang musuh
Allah.
Di Uzbekistan, saudara kita, para
pengemban dakwah di sana, lebih memilih berhadapan dengan diktator
Islam Karimov, ketimbang
‘serah bongkokan’ alias
mengalah kepada pemimpin jahat
dan bengis itu.
Banyak para pengemban
dakwah yang kebanyakan
para pemuda dikejar, ditangkap, dipenjara, dan tak sedikit yang kemudian
dibunuh. Penjaranya nggak tanggung-tanggung, sobat. Penjara itu berada di suatu
pulau di tengah laut Aral.
Sobat muslim,
jika kita harus
memilih cinta, pilihlah
yang utama, yakni
cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Boleh kok kita mencintai yang lainnya, asal jangan melupakan Allah dan Rasul-Nya.
Yuk, mulai sekarang
kita belajar untuk
mencintai Allah, Rasul-Nya,
dan Islam dengan sepenuh hati kita. Insya Allah kita bisa kok. Yakin
deh.
Sebagai penutup
sekaligus renungan bagi
para pemuja V-Day
dan pelaku pacaran, dalam sebagian
riwayat hadits Samurah
bin Jundab yang
disebutkan di dalam
Shahih Bukhari, bahwa Nabi
Saw. bersabda: “Semalam
aku bermimpi didatangi
dua orang. Lalu keduanya membawaku keluar, maka aku pun
pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah bangunan yang menyerupai
tungku api, bagian
atas sempit dan
bagian bawahnya luas.
Di bawahnya dinyalakan api. Di
dalam tungku itu ada orang-orang (yang terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang. Jika
api dinyalakan, maka
mereka naik ke
atas hingga hampir
mereka keluar. Jika
api dipadamkan, mereka kembali
masuk ke dalam
tungku. Aku bertanya:
‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya menjawab: ‘Mereka adalah
orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min dzalik.
Barakallah.. Semoga Bermanfaat..
klik:
lukyrouf.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar