Adalah sosok yang sangat bersegera dalam
berinfak. Dialah Abdurrahman bin 'auf, putih kulitnya, lebat rambutnya, banyak
bulu matanya, mancung hidungnya, panjang gigi taringnya yang bagian atas,
panjang rambutnya sampai menutupi kedua telinganya, panjang lehernya, serta
lebar kedua bahunya.
Dilahirkan selang sepuluh tahun setelah tahun Gajah. Pada
masa jahiliyah memiliki nama Abu Amru. Setelah masuk Islam, kemudian Rasulullah
sholallahu alaihi wa salam menggantinya dengan Abdurrahman. Lengkapnya ialah
Abdurrahman bin Auf bin Abdi bin Al Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin
Ka'ab bin Lu'aiy. Kuniyahnya ialah Abu Ahmad. Dia termasuk assabiqun al
awwalun, dan tergolong diantara sepuluh orang yagn dijanjikan Rasulullah masuk
surga.
Abdurrahmah bin Auf masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash
Shiddiq, yaitu sebelum Rasulullah tinggal di rumah Al Arqam. Sebagaimana kaum
muslimin yang lainnya, ia juga mendapatkan tekanan-tekanan dari kaum Quraisy,
yang semakin lama semakin keras. Ketika Allah mengijinkan Rasulullah untuk
hijrah ke Madinah, ia termasuk orang yang turut serta dalam rombongan tersebut.
Di madinah beliau dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan sahabat Sa'ad bin
Rabi' Al Anshari
Sa'ad bin Rabi' berkata kepada saudaranya, Abdurrahman,
''Wahai saudaraku, aku memiliki dua kebun, pilihlah mana yang engkau suka, lalu
ambillah.'' Abdurrahman menjawab, ''Semoga Allah memberikan berkah kepada harta
dan keluargamu. Akan tetapi, tunjukanlah kepadaku pasar.''
Dia adalah sahabat yang pandai berdagang dan sangat ulet.
Maka mulailah ia menjual dan membeli. Selang beberapa saat ia sudah
mengumpulkan keuntungan dari perdagangannya.
Disamping itu, ia juga sosok pejung yang pemberani. Ia
mengikuti peperangan-peperangan bersama Rasulullah. Pada waktu perang Badr, ia
berhasil membunuh salah satu dari musuh-musuh Allah, yaitu Umair bin Utsman bin
Ka'ab At Taimi. Keberaniannya juga nampak tatkala perang Uhud, medan dimana banyak diantara kaum muslimin
yang lari, namun ia tetap ditempatnya dan terus berperang Sehingga
diriwayatkan, ia mengalami luka-luka sekitar dua puluh sekian luka. Akan tetapi
perjuangannya di medan
perang masih lebih ringan, jika dibanding dengan perjuangannya dalam harta yang
dimilikinya.
Keuletannya berdagang serta doa dari Rasulullah, menjadikan
perdagangannya semakin berhasil, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat
yang kaya raya. Kekayaan yang dimilikinya, tidak menjadikannya lalai. Tidak
menjadi penghalang untuk menjadi dermawan.
Diantara kedermawanannya, ialah tatkala Rasulullah ingin
melaksanakan perang Tabuk. Yaitu sebuah peperangan yang membutuhkan banyak
perbekalan. Maka datanglah Abdurrahman bin 'Auf dengan membawa dua ratus
'uqiyah emas dan menginfakkannya di jalan allah. Sehingga berkata Umar bin
Khattab, ''Sesungguhnya aku melihat, bahwa Abdurrahman adalah orang yang
berdosa karena dia tidak meninggalkan untuk keluarganya sesuatu apapun.'' Maka
bertanyalah Rasulullah kepadanya, ''Wahai Abdurrahman, apa yang telah engkau
tinggalkan untuk keluargamu?'' Dia menjawab, ''Wahai Rasulullah, aku telah
meninggalkan untuk mereka lebih banyak dan lebih baik dari yang telah aku
infakkan.'' ''Apa itu?'' tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, ''Apa yang
dijanjikan oleh allah dan RasulNya berupa rizki dan kebaikan serta pahala yang
banyak.''
Suatu ketika datanglah kafilah dagang Abdurrahman di kota Madinah, terdiri
dari tujuh ratus onta yang membawa kebutuhan-kebutuhan. Tatkala masuk ke kota Madinah,
terdengarlah suara hiruk pikuk. Maka berkata Ummul Mukminin, ''Suara apakah
ini?'' Maka dijawab, ''Telah datang kafilah Abdurrahman bin 'Auf.'' Ummul
Mukminin berkata, ''Sungguh aku mendengar Rasulullah bersabda, 'Aku melihat
Abdurrahman masuk surga dengan keadaan merangkak'.'' Ketika mendengarkan berita
tersebut, Abdurrahman mengatakan, ''Aku ingin masuk surga dengan keadaan
berdiri. Maka diinfakkanlah kafilah dagang tersebut.''
Beliau juga terkenal senang berbuat baik kepada orang lain,
terutama kepada Ummahatul Mukminin. Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin
Auf selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Mneyertainya
apabila mereka berhaji, yang ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi
Abdurrahman. Dia juga pernah memberikan kepada mereka sebuah kebun yagn
nilainya sebanyak empat ratus ribu.
Puncak dari kebaikannya kepada orang lain, ialah ketika ia
menjual tanah seharga empat puluh ribu dinar, yang kemudian dibagikannya kepada
Bani Zuhrah dan orang-orang fakir dari kalangan muhajirin dan Anshar. Ketika
Aisyah mendapatkan bagiannya, ia berkata, ''Aku mendengar Rasulullah bersabda,
tidak akan memperhatikan sepeninggalku, kecuali orang-orang yang bersabar.
Semoga Allah memberinya air minum dari mata air Salsabila di surga.''
Diantara keistimewaan Abdurrahman bin Auf, bahwa a berfatwa
tatkala Rasulullah masih hidup. Rasulullah juga pernah shalat di belakangnya
pada waktu perang tabuk. Ini merupakan keutamaan yang tidak dimiliki orang
lain.
Abdurrahman bin Auf, juga termasuk salah seorang sahabat
yang mendapatkan perhatian khusus dari Rasulullah. Terbukti tatkala terjadi suatu
masalah antara dia dan Khalid bin Walid, maka Rasulullah bersabda, ''Wahai
Khalid, janganlah engkau menyakiti salah seorang dari Ahli Badr (yang mengikuti
perang Badr). Seandainya engkau berinfak dengan emas sebesar gunung Uhud, maka
tidak akan bisa menyamai amalannya.''
Disamping memiliki sifat yang pemurah dan dermawan, ia juga
sahabat yang faqih dalam masalah agama. Berkata Ibnu Abbas: Suatu ketika kami
duduk-duduk bersama Umar bin Khattab. Maka Umar berkata, ''apakah engkau pernah
mendengar hadits dari Rasulullah yang memerintahkan seseorang apabila lupa
dalam shalatnya, dan apa yang dia perbuat?''
Aku menjawab, ''Demi Allah, tidak pernah wahai Amirul
Mukminin. Apakah engkau pernah mendengarnya?'' Dia menajawab, ''Tidak pernah,
demi Allah.'' Tatkala kami sedang demikian, datanglah Abdurrahman bin Auf dan
berkata, ''Apa yang sedang kalian lakukan?'' Umar menjawab, ''Aku bertanya
kepada Ibnu Abbas,'' kemudian ia menyebutkan pertanyaannya. Abdurrahman
berkata, ''aku pernah mendengarkan tentang hal itu dari Rasulullah.'' Apa yang
engkau dengar wahai Abdurrahman?'' Maka ia menjawab, ''Aku mendengar Rasulullah
bersabda, apabila lupa salah seorang diantara kalian di dalam shalatnya,
sehingga tidak tahu apakah ia menambah atau mengurangi, apabila ragu satu raka'at
atau dua raka'at, maka jadikanlah satu raka'at, dan apabila ia ragu dua raka'at
atau tiga raka'at, maka jadikanlah dua raka'at, dan apabila ia ragu tiga
raka'at atau empat raka'at, maka jadikanlah tiga raka'at, sehingga keraguannya
di dalam menambah, kemudian sujud dua kali dan dia dalam keadaan duduk sebelum
salam, kemudian salam.''
Itulah beberapa keutamaan Abdurrahman bin Auf, dan masih
banyak lagi keutamaan-keutamaan yang lainnya. Apabila dalam suatu majlis,
kesederhanaan yang dimiliki Abdurrahman, menjadikan manusia susah untuk
membedakan, mana yang miskin dan mana yang kaya. Melimpahnya harta yang
dimilikinya, itu semua karena doa dari Rasulullah sholallahu alaihi wa salam
dan merupakan ujian berat dari Allah.
Beliau wafat dan meninggalkan banyak harta untuk para ahli
warisnya. Terbilang meninggalkan seribu onta, seratus kuda, tiga ribu ekor
kambing Juga meninggalkan emas dan perak yang semuanya dibagikan kepada ahli
warisnya.
Sungguh berbahagia Abdurrahman bin Auf, orang yang dijamin
masuk surga oleh Rasulullah. Diantara sahabat yang ikut membawa jenazahnya
ialah Sa'ad bin Abi Waqqas. Juga dishalati oleh Utsman bin Affan, serta ikut
mengiringinya sahabat Ali bin Abi Thalib. Semoga allah merahmati sahabat
Abdurrahman bin Auf.
Semoga Bermanfaat..
Dari Berbagai Sumber..
Semoga Bermanfaat..
Dari Berbagai Sumber..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar