Syariat Islam
Meneropong V-Day
Oleh : Ustadz Luky B
Rouf
•Creative Writer
•Inspirator #YukMoveOn | Pengkader Pendakwah Ideologis
•Publishing Manager Al Azhar Press
•Kontributor Tabloid Mediua Umat, dakwahremaja.com
•Owner D’Walimah Organizer Pernikahan Islami
•Chief Operational Officer MoveON Inspiration
Hajatan V-Day, ibarat
sekam yang siap
menyala dan membakar
apapun yang ada di
sekitarnya. Dari luar
memang tidak mengundang
bahaya high class,
tapi ibarat diamnya gunung berapi, V-Day bakal suatu saat
meledak dan membuat geger, siapa saja yang ada didekatnya. Sangat
berbahaya. Tak mustahil
bagi generasi muda
yang masih labil,
akan termakan dan tergoda rayuannya, kemudian mengadopsinya sebagai gaya
gaul remaja yang lagi in. Nggak peduli
budaya V-Day ini bertentangan dengan Islam sebagai way of life-nya. Padahal
berabad-abad yang lalu Allah swt sudah mengingatkan kepada kita dengan
firmanNya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, dan hati,
semuanya akan dimintai
pertanggungjawabannya.” (QS: Al Isra’: 36).
Apalagi budaya tersebut memang berasal dari aqidah sekular
milik orang Barat. Firman Allah
swt: “...dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti
keinginan mereka setelah
datang ilmu kepadamu
(keterangan-keterangan), sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk golongan
orangorang dholim.” (QS: Al Baqarah: 145).
Ada suatu kaidah
syar’iyah yang berbunyi:
“Asal (pokok/dasar) perbuatan
adalah terkait (terikat) dengan
hukum-hukum Islam.” Termasuk dalam berkasih sayang versi V-Day ini, wajib
tahu hukumnya. Biar
kita tidak nyesel
seumur hidup. V-Day
yang mengusung kemasan ‘kasih sayang’
memang telah berhasil
memalingkan dari kasih
sayang yang suci
dalam pandangan Islam. Kasih sayang yang dimuat V-Day itu bernuansa
kebebasan bergaul. Dan ini jelas
sangat berbahaya. Karena
konsekuensi dari masalah
ini adalah halal
atau haram alias pahala dan dosa.
V-Day sengaja digelar
untuk mencuci pemikiran generasi muda Islam. Paling tidak ide
kebebasan bertingkah laku
alias hurriyatus syakhshiyyah
yang telah menjadi
tren bagi generasi muda. Gaul
bebas dengan lawan jenis bukan
hal yang
tabu lagi. Malah
bisa jadi sebagai sebuah keharusan yang tak bisa ditolelir lagi.
Kayaknya sudah seperti hidup atau mati urusannya. Berbahaya memang. Kemasan
V-Day memang mampu menyihir siapa saja yang kendor imannya.
Sebagai seorang remaja muslim yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, tentu saja kita tidak
layak mengikuti budaya
yang tak jelas
jluntrungannya. Terlebih V-Day
ini adalah produk peradaban Barat
yang sekuler—yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. V-Day hanya
sebuah sarana dari
sekian banyak sarana
peradaban Barat yang
notabene terbilang maju. V-Day
adalah sebagai alat
penjajahan Barat. Paling
tidak dari sisi
budaya dan gaya hidup. Ada baiknya kita merenungkan pernyataan sosiolog
muslim yang terkenal, yakni Ibnu Khaldun.: “Yang kalah cenderung mengekor yang
menang dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru
dalam setiap cara hidup mereka, termasuk dalam masalah ini adalah
mengikuti adat istiadat
mereka, bidang seni;
seperti seni lukis
dan seni pahat
(patung berhala), baik di dinding-dinding, pabrik-pabrik atau di
rumah-rumah.”
V-Day telah memakan
banyak korban, khususnya
remaja. Kita tertipu
di balik gemerlapnya V-Day yang
telah menikam perasaan dan pikiran sehat kita. Dan kita menjadi liar dalam
mewujudkan kasih sayang.
Hati-hati, jangan sampai
celaan Nabi kita dialamatkan kepada
kita melalui sabdanya:
“Siapa saja yang
menyerupai suatu kaum
(gaya hidup dan adat
istiadatnya), maka mereka
termasuk golongan tersebut.”
(HR. Abu Daud
dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).
Hajatan V-Day itu
ternyata merayakan peringatan
yang bukan berasal
dari Islam. Rasulullah saw,
orang yang paling
mulia dengan tegas
memperingatkan kita agar
jangan mengikuti pola hidup (budaya) kaum atau bangsa lain, sebagaimana
sabdanya: “Tidak akan terjadi
kiamat sebelum umatku
menerima (mengikuti) apa-apa
yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa terdahulu (pada masa silam), selangkah demi selangkah,
sehasta demi sehasta.” Di antara sahabat ada yang bertanya:
“(Ya Rasulullah) apakah
yang dimaksud (di
sini) seperti bangsa
Persia dan Romawi?” Rasulullah
saw menjawab: “Siapa lagi (kalau bukan
mereka)” (HR. Bukhori, dari Abu
Hurairah).
Makanya, benar apa yang dikatakan oleh Umar bin Khaththab
bahwa al ilmu qobla al amal, artinya bahwa ilmu itu musti ada sebelum perbuatan. Dengan demikian,
sebelum kita tahu status hukum suatu
perbuatan, tidak boleh
melakukan perbuatan tersebut.
Jadi, segala sesuatunya harus
jelas. Tidak boleh samar,
dan harus tahu
status hukum perbuatan
yang bersangkutan.
Untuk itu kita
perlu secara jelas
mengklasifikasikan, dimana sebenarnya
letak ketidakbolehan kita sebagai muslim melaksanakan ritual V-Day:
1- Menyerupai orang kafir
Imam Ibn Hajar
al-Asqalani telah mengumpulkan
perbuatan-perbuatan dan kebiasaan Rasulullah yang
secara sengaja membedakan
diri kita sebagai
muslim dengan orangorang
kafir (yahudi, nasrani, majusi)
hingga berjumlah sekitar
30 macam. Semuanya dikumpulkan dalam
kitabnya secara khusus, yang
berjudul, Al-Qawli ats-Tsâbit
fi ashShawmi Yawmu
as-Sabt.Perbuatan atau kebiasaan
apa saja yang
berasal dari kebiasaan-kebiasaan orang-orang kafir, yang
terpengaruh oleh ideology
atawa ajaran agama
ataupun pemikiran mereka, tidak
boleh diikuti dan
ditiru-tiru kaum Muslim.
Sebab, Rasulullah saw.
telah memberikan kepada kita peringatan hanya pada dua hari saja, yaitu
Idul Fitri dan Idul Adha. Selebihnya tidak.Di
samping itu, secara
tegas Rasulullah saw.
mengelompokkan kaum Muslim
yang mengikuti perayaan dan
kebiasaan orang-orang kafir
sama seperti mereka
dan tidak termasuk golongan Rasul
(kaum Muslim). Rasulullah saw. bersabda :
Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, ia termasuk golongan
mereka. (HR Abu Daud dan
Ahmad).
Tidak termasuk golonganku
orang-orang yang menyerupai
selain golonganku. (HR
atTirmidzi).
Maka sangat jelas,
kita kagak boleh tashabuh
alias menyerupai, meniru-niru
cara hidup orang kafir yang lahir
dari pandangan hidupnya. Ingat Ya! Pandangan hidup (view of life) atau hadlarah. Sudah seharusnya kita tinggalkan
semua budaya, hadlarah kufur termasuk perayaan V-Day.
Di sisi lain,
Nabi mengatakan bahwa,
”Barangsiapa melakukan amal
yang tiada didasari perintahku (Quran dan Sunnah), maka
amal perbuatannya tertolak” (HR. Ahmad).
Sangat jelas, sejelas
matahari di siang
bolong bahwa ikut
merayakan hari valentine adalah tindakan
yang dilarang oleh
Islam dan haram
bagi kaum muslimin
untuk merayakan. Valentine sendiri akar kemunculannya dari orang kafir
(Romawi Kuno), dan Barat (Nasrani), maka sudah sepatutnya seorang muslim
meninggalkan hal tersebut.
Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah
Ad-Dimasyqiy-rahimahullah- berkata, "Tak
ada bedanya antara mengikuti
mereka dalam hari raya, dan mengikuti mereka dalam seluruh manhaj (metode
beragama), karena mencocoki
mereka dalam seluruh
hari raya berarti
mencocoki mereka dalam kekufuran. Mencocoki mereka dalam
sebagaian hari raya berarti mencocoki mereka dalam sebagian cabang-cabang kekufuran.
Bahkan hari raya
adalah ciri khas
yang paling khusus
di antara syari’at-syari’at
(agama-agama), dan syi’ar yang paling nampak baginya. Maka mencocoki mereka
dalam hari raya berarti mencocoki mereka dalam syari’at kekufuran yang paling
khusus, dan syi’ar yang paling nampak.
Tak ragu lagi
bahwa mencocoki mereka
dalam hal ini
terkadang berakhir kepada
kekufuran secara global".(Lihat Al-Iqtidho’ hal.186)
Maka sangat benar
apa yang disabdakan
oleh Nabi Saw
dalam sebuah hadits
shohih, "Kalian akan benar-benar
mengikuti jalan hidup
orang-orang sebelum kalian,
sejengkal demi sejengkal, sehasta
demi sehasta sehingga andai mereka memasuki
lubang biawak, maka kalian pun mengikuti
mereka". Kami (para
sahabat) bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah mereka
adalah orang-orang Yahudi, dan Nashrani". Beliau menjawab, "Siapa
lagi kalau bukan mereka". (HR.
Al-Bukhoriy dari Abu Sa’id Al-Khudriy)
Rasulullah Saw, juga bersabda, “Siapa saja yang mengada-adakan dalam urusan
(agama) kami sesuatu yang tidak ada di dalamnya, maka itu tertolak” (HR.
Al-Bukhariy dan Muslim)
“Barangsiapa
yang mengerjakan suatu
amalan yang tidak
ada tuntunannya dari
kami, maka amalan tersebut
tertolak”. (HR. Muslim)
“Tapi, kita khan cuma kebetulan atawa cuman insident (bukan
merk pasta gigi lho) aja ikutan valentine’s day. Kita nggak meyakini apalagi
mengimani sejarahnya”. Ya, OK kalo kamu
ngomong gitu sih.
Tapi yang jadi
soal adalah riil
perbuatan kamu. Rasulullah pernah bersabda
“nahnu nakum bi
dhohir” artinya: kami
menghukumi kalian apa
yang (nyata) kelihatan”. Jadi
kalo kamu secara
riil ngikutin akvitas
ber-V-Day ria, maka perbuatan itulah yang bakal dihukumi.
Memang tidak ada
secara langsung ayat
atau hadits menjelaskan
kesalahan atau kebobrokan V-Day,
tapi Allah dan
Rasul-Nya melarang suatu
perbuatan tidak harus diperinci atau
dijelaskan satu per
satu perbuatan yang
terkategori terlarang, cukup dengan makna tersirat atau ekplisit
disampaikan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Larangan merayakan V-Day
terkategori dalam firman
Allah dan sabda
Rasul-Nya seperti disebutkan
diatas.
Jika kamu mafhum
(paham) dengan hadits-hadits
diatas, maka sudah
barang tentu konsekuensi dari
pemahaman adalah meninggalkan
segala aktivitas yang
termasuk dalam larangan meniru atau menyerupai orang kafir (tasabuh).
Tanpa bertanya lagi apa manfaat
(maslahat) dari meninggalkan
larangan itu, sebab
Allah Maha Mengetahui termasuk tentang kemanfaatan dari
syariat yang dibuat-Nya.
So, tidaklah umat Islam kalau kamu masih merayakan V-Day,
meski kamu sholat sampai jidat kamu hitem,
meski kamu puasa
sampai badan kamu
lunglit (balung-kulit) kalau kamu
masih merayakan V-Day
sama halnya dengan
mengisi air di
tong yang bocor,
hasilnya? Nol. Sebab acara ritual itu berasal dari umat yang
Aqidahnya rusak seperti di ceritakan di atas, kalau kita mengikutinya sama
rusaknyalah kita dengan mereka, sama bodolah
kita dengan mereka,
sama jahilnya kita
dengan mereka. Lalu
dimanakah kemuliaan Islam itu, kalau Allah
mengatakan dalam firman-Nya
: “Sesungguhnya dien (agama)
yang diridhloi oleh
Allah hanya Islam"
(QS. ali-Imron 19)
atau Sabda Rasulullah Saw. : "Islam itu tinggi, dan tidak ada yang
lebih tinggi darinya" (HR. Muslim)
2- Menghantarkan perzinaan
Aktivitas
merayakan V-Day nggak
usah ditutup-tutupi udah
pasti berbau pergaulan bebas. Nggak
usah divonis, semua
orang juga tahu
(malaikat juga tahu)
kalo yang namanya V-Day identik
dengan akvitas hura-hura. Laki-perempuan campur aduk, persis es cendol,
nggak pake hijab (emangnya pengajian),
trus yang punya
pacar mojok ama pacarnya, entah di café, di mall, resto
atau bahkan berduaan di hotel. Wah, alamat kalo mereka udah berani berduaan
berarti zina yang sesunguhnya bakal terjadi.
Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan
laki-laki adalah terpisah sebelum
ada dalil atau
keperluan syar’i yang
menuntut keduanya bertemu,
misalnya berdagang, bekerja, beribadah,
haji, sholat, menikah
dll. Itupun mereka
harus memperhatikan
syarat-syarat pergaulan atau
akhlak wanita berhubungan
dengan lakilaki, menutup
aurat dengan menegenakan
kerudung dan jilbab,
tidak berdandan berlebihan, dll.
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu
mendekati zina; Sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu
jalan yang buruk". (QS. Al-Isra’ :
32). Dalam melarang zina, Allah sudah memperingatkan kita agar jangan mendekati
yang mengantarkan zina seperti pacaran, berduaan, berpegangan, berpelukan
(kayak teletubbies) atau yang biasa disebut KNPI (kissing, necking, petting,
dan intercouse).
Rasulullah Saw, juga bersabda, "Jangan sekali-sekali salah seorang
kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali bersama mahram". (HR. Al-Bukhoriy
dan Muslim)
Rasulullah Saw bersabda:
"Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari
kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik daripada ia
menyentuh wanita yang tidak halal baginya". (HR. Ath-Thabrani)
Wuih ngeri banget
ya, sampe ditusuk
jarum besi kepalanya,
hiii. Andai saja
para penikmat pacaran itu
tahu dan paham
hadits ini. Tapi
sayang, cinta yang
sebenarnya anugerah suci dari
Allah SWT, sudah
diidentikkan dengan pacaran.
Dan pacaran juga sudah jadi barang wajib bagi remaja.
Terlepas apa tujuan mereka berpacaran. Mungkin ada yang
bilang kalo tujuan
mereka pacaran adalah
untuk saling mengenal
sebelum memang yakin untuk
married. Sepintas mulia
banget tujuan itu,
tapi pada tingkatan tertentu dan beberapa kasus dua
insan berlainan jenis itu ketika memadu kasih, nggak bisa menahan diri. Lalu,
kemana kemudian ‘tujuan mulia’ tadi?
“Itu khan kasuistik, nggak bisa dijadikan alasan untuk
melarang pacaran”. Mungkin ada yang bilang
seperti itu. Sobat,
kita perlu ingatkan
bahwa apa yang
sedang kamu lakukan ketika berpacaran adalah pemenuhan
dari naluri (gharizah). Sementara ciri dari
gharizahitu adalah terangsang.
Nggak peduli siapapun
orangnya. Nah, ibarat
kucing nemuin mangsanya, ketika
naluri itu menemukan pelampiasan, maka otomatis, refleksitas untuk
menyatakan cinta, berpegangan,
berpelukan itu pun
terjadi. Makanya Islam
khan mewanti-wanti supaya kita jangan mendekati zina (lihat QS al-Isra
32).
Sebab sudah jadi hal yang jamak, karena hubungan pacaran
yang terlalu bebas, dua insan yang dimabuk cinta, saat hawa nafsu telah membius
mereka, maka zina bisa aja terjadi. Dan
kalo kita mau berpikir lebih dalam lagi, konsekuensi dari berbuat zina sangat
berat baik beban mental, psikis maupun fisik.
Gimana nggak? Bagi
seorang gadis yang
hamil di luar
nikah karena zina,
seringkali menyisakan rasa malu
yang begitu dalam.
Gara-gara hamil di
luar nikah, sekolah terpaksa drop out. Dan semua orang
udah tahu, kalo dia sudah nggak virgin lagi. Duh, malunya minta
maaf (sorry, bosen
pake kata, ampun).
Tambah lebih malu
lagi plus gondok, kalo
sang pacar ternyata
nggak mau mengakui
alias nggak mau
bertanggung jawab atas perbuatannya.
Waduh, mau ditaruh
dimana tuh pantat…ehh
maksudnya muka. Kalo begini
jadinya, seakan suram
sudah masa depannya.
Memang penyesalan selalu datang
terlambat. Nggak pernah
kapok apa ya
yang namanya ‘penyesalan’? Padahal kalo terlambat, pasti
dapat hukuman …..lhoo..lho..koq gak nyambung.. tettt..!
Belum lagi kalo kelak anaknya lahir ke dunia. Pasti tetangga
sebelah akan bilang ‘anak haram’.
Padahal yang haram
perbuatan orang tuanya
yang telah berzina.
Sungguh ini suatu aib
yang sulit untuk
ditutupi. Bagi yang
nggak kuat, bisa
mengakhiri hidupnya, gantung diri
di pohon tomat…hee..hee.
Bagi orang tua yang nekad dan nggak tahu dosa, pilihannya
adalah mengaborsi si jabang bayi dalam kandungannya itu. Tapi nggak jarang
juga, begitu anaknya lahir, seringkali ia hanya dibuang begitu saja, seperti
sampah yang tak berharga. Itu artinya, dosa baru telah tercipta, karena
mengakhiri sebuah nyawa yang tak berdosa.
Begitulah, zina ternyata
tidak henti-hentinya membikin
runtutan dosa lainnya.
Belum lagi, ternyata zina
juga dapat menyemai
permusuhan dan menyalakan
api dendam antara keluarga
wanita dengan lelaki
yang telah berzina
dengannya. Baik diantara mereka masing-masing memang
sebelumnya bujangan, ataukah sebenarnya mereka ada yang sudah punya keluarga.
Puihhh… parah jadinya.
Kalo si cewek
yang berzina trus
hamil dan untuk
menutupi aibnya ia
mengugurkan kandungannya
itu, maka dia
telah berzina dan juga telah
membunuh jiwa yang nggak berdosa. Tapi
kalo dia adalah
seorang wanita yang
telah bersuami dan
melakukan perselingkuhan
sehingga dia hamil,
dan membiarkan anak
itu lahir maka
dia telah memasukkan orang asing
dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak warisan
mereka tanpa disadari siapa dia
sebenarnya. Amat mengerikan, naudzubillah min dzalik.
Ini peringatan bagi para pelaku pacaran yang otomatis telah
berzina. Maka sebenarnya dia telah mengorbankan
kebahagian masa depannya.
Masa depan pernikahan
yang harusnya dilalui dengan keindahan, karena bertemu calon suami atau
isteri yang masih virgin, menjadi sangat
buram. Karena kita
tidak bisa memberikan
keperawanan dan keperjakaan tangan
kita, leher kita,
(apapun yang pernah
dijamah dan menjamah
oleh dan untuk pacar
kita) kepada pasangan
kita kelak. Kenikmatan
‘malam pertama’ yang indah
dan penuh kejutan
sudah nggak ada.
Karena semua sudah
dirasakan sebelum menikah dengan
pacar pertamanya yang belum tentu jadi suaminya. Kalo pun toh pacar itu emang
jadi suaminya, maka keduanya terjerambab pada kejenuhan, penyesalan dan keterpaksaan. Bisa
jadi salah satunya
timbul rasa tidak
percaya pada pasangannya, karena menurutnya kalo di masa
pacaran dulu, mudah dirayu untuk diajak zina, berarti bisa jadi ketika sudah
menikah, nggak menutup kemungkinan, diajak selingkuh dengan PIL atau WIL pun
Ok.
Itulah zina yang
telah mengenyahkan harga
diri para pelakunya,
merusak masa depannya, dan juga
meninggalkan aib yang berpanjangan bukan saja kepada pelakunya tapi kepada
seluruh keluarganya. Jadi
masihkah kita mendekati
zina? Atau sebaliknya maukah kita
menjaga keluarga kita
dari ancaman zina yang
membius dan mengancam dari
berbagai pihak? Semoga kita selalu diberi hidayah untuk selalu berada di jalan
yang lurus. Amin
3- Percaya Dengan Paganisme
Ibnul Qayyim rahimulloh berkata :
"Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang
khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut
haram. Semisal memberi
selamat atas hari
raya dan puasa
mereka, dengan mengucapkan,
"Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau
pun tidak sampai pada kekafiran,
paling tidak itu
merupakan perbuatan haram.
Berarti ia telah
memberi selamat atas perbuatan
mereka yang menyembah
salib. Bahkan perbuatan
tersebut lebih besar dosanya
di sisi Allah
dan lebih dimurkai
dari pada memberi
selamat atas perbuatan
minum khamar atau membunuh.
Banyak orang yang
kurang mengerti agama
terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa
menyadari buruknya perbuatan
tersebut. Seperti orang
yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah
menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah."
V-Day dipercayai sebagai
ritual yang dilakukan
oleh para penyembah
berhala Juno di jaman
Romawi Kuno. Dalam
khazanah Islam, perbuatan
seperti itu terkategori
syirik alias menduakan Allah
SWT sebagai satu-satunya
sesembahan yang wajib
kita sembah dan kita ibadahi.
Upacara V-Day di
masa kuno, udah
dijelaskan secara gamblang
di bab sebelumnya, tolong dibaca lagi ya! Meskipun
sebenarnya banyak versi juga tentang cerita Valentine. Tapi semua
orang sepakat, pun
orang Nasrani khususnya
pihak gereja yang
akhirnya menjadikan upacara Romawi Kuno itu sebagai bagian dari ritual
gereja yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
Rasulullah SAW. sudah mengingatkan kita melalui
sabdanya: Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang
sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika
mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, apakah
yang engkau maksudkan
itu adalah orang-orang
Yahudi dan orang-orang
Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi? (HR Bukhari
Muslim)
Lagian, harus ditambahkan bahwa boleh tidaknya seorang
muslim melakukan sesuatu, tidaklah dilihat apakah sesuatu itu berasal dari
tradisi atau ataukah dari agama. Seakanakan
kalo berasal dari
tradisi, masih boleh kita
merayakannya, sementara kalo
dari agama lain hukumnya nggak boleh.
Bukan seperti itu. Itu standar yang batil dan tidak ada
dalam Islam. Karena standar yang benar menurut Islam, adalah Al-Qur`an dan
As-Sunnah. Allah SWT berfirman :
"Ikutilah
apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu
dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya." (QS Al-A’raaf 3)
Kalimat
"maa unzila ilaykum
min rabbikum" dalam
ayat di atas
yang berarti "apa
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu", artinya adalah Al-Qur`an dan As-Sunnah.
(Tafsir AlBaidhawi, [Beirut : Dar Shaadir], Juz III/2).
Jadi suatu perbuatan
itu boleh atau
nggak untuk dilakukan,
tolok ukurnya adalah
AlQur`an dan As-Sunnah. Apa saja yang benar menurut Al-Qur`an dan
As-Sunnah, berarti boleh
dikerjakan. Sebaliknya apa
saja yang batil
menurut Al-Qur`an dan
As-Sunnah, berarti tidak boleh dilakukan.
Sungguh kalo seorang muslim menggunakan tolok ukur melihat
sesuatu itu dari tradisi atau
agama, ia akan
tersesat. Sebab suatu
tradisi nggak selalu
benar, adakalanya ia bertentangan dengan
Islam dan adakalanya
sesuai dengan Islam.
Contohnya, free sekspada
masyarakat Barat yang
Kristen. Free seks
jelas telah menjadi
tradisi Barat, meski perbuatan kotor
itu bukan bagian
agama Kristen/Katholik, karena
agama ini pun mengharamkan zina.
Lalu, apa karena
alasan free seks
itu sekedar tradisi,
dan bukan agama, lalu umat Islam
boleh melakukannya? Jelas tetap kagak boleh, khan?
Berdasarkan
dalil-dalil Al-Qur`an dan
As-Sunnah, haram hukumnya
seorang muslim turut merayakan
hari raya agama
lain, termasuk V-Day,
baik dengan mengikuti
ritual agamanya maupun tidak, termasuk juga memberi ucapan selamat.
Semuanya haram.
Imam Suyuthi berkata,"Juga termasuk
perbuatan mungkar, yaitu
turut serta merayakan
hari raya orang Yahudi, hari raya orang-orang kafir, hari raya selain
orang Arab [yang tidak Islami], ataupun hari
raya orang-orang Arab
yang tersesat. Orang
muslim tidak boleh
melakukan perbuatan itu, sebab hal itu akan membawa mereka ke jurang
kemungkaran..." (Imam Suyuthi, Al-Amru
bi Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91).
Khusus mengenai memberi
ucapan selamat, Imam
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah berkata,"Adapun memberi
ucapan selamat yang terkait syiar-syiar
kekufuran yang menjadi ciri khas kaum kafir, hukumnya haram menurut kesepakatan
ulama, misalnya memberi selamat atas hari
raya atau puasa
mereka..." (Ahkam Ahli
Adz-Dzimmah, [Beirut :
Darul Kutub Al-’Ilmiyah], 1995, Juz I/162).
Dalil Al-Qur`an yang
mengharamkan perbuatan muslim
merayakan hari raya
agama kafir di antaranya firman Allah SWT :
"Dan (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu ialah)
orang-orang yang tidak menghadiri kebohongan..." (QS Al-Furqan 72).
Kalimat
"laa yasyhaduuna az-zuur"
dalam ayat tersebut
menurut Imam Ibnu
Taimiyah maknanya yang tepat adalah tidak menghadiri kebohongan
(az-zuur), bukan memberikan kesaksian
palsu. Dalam bahasa
Arab, memberi kesaksian
palsu diungkapkan dengan kalimat yasyhaduuna
bi az-zuur. Jadi
ada tambahan huruf
jar yang dibaca
bi. Bukan diungkapkan dengan
kalimat yasyhaduuna az-zuur
(tanpa huruf jar
bi). Maka ayat
di atas yang berbunyi
"laa yasyhaduuna az-zuur"
artinya yang lebih
tepat adalah "
tidak menghadiri
kebohongan", bukannya "
memberikan kesaksian palsu."
(M. Bin Ali AdhDhabi’i, Mukhtarat min Kitab Iqtidha`
Shirathal Mustaqim Mukhalafati Ash-habil
Jahim (terj.), hal. 59-60)
Sedang kata "az-zuur" (kebohongan)
itu sendiri oleh
sebagian tabi’in seperti
Mujahid, adh-Dhahak, Rabi’ bin Anas, dan Ikrimah artinya adalah hari-hari
besar kaum musyrik atau kaum jahiliyah sebelum Islam (Imam Suyuthi, Al-Amru bi
Al-Ittiba’ wa An-Nahyu ’An Al-Ibtida` (terj.), hal. 91-95).
Jadi, ayat di atas adalah dalil haramnya seorang muslim
untuk merayakan hari-hari raya agama lain, seperti hari Natal, Waisak, Paskah,
Valentine’s Day, Imlek, dan sebagainya.
Imam Suyuthi berdalil dengan dua
ayat lain sebagai dasar
pengharaman muslim turut merayakan hari raya agama lain (Lihat
Imam Suyuthi, ibid., hal. 92). Salah satunya adalah ayat :
"Dan sesungguhnya jika kamu [Muhammad] mengikuti
keinginan mereka setelah datangnya ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau
begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim." (QS Al-Baqarah 145).
Menurut Imam Suyuthi,
larangan pada ayat
di atas tidak
hanya khusus kepada
Nabi Saw, tapi juga mencakup umat Islam secara umum. Larangan tersebut
adalah larangan melakukan perbuatan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang
bodoh atau orang kafir (seperti turut
merayakan hari raya
mereka). Sedangkan yang
mereka lakukan bukanlah perbuatan
yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sedangkan dalil As-Sunnah, antara lain Hadits Nabi
SAW,"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan
mereka." (HR Abu Dawud).
Dalam hadits ini
Islam telah mengharamkan
muslim untuk menyerupakan
dirinya dengan kaum kafir pada hal-hal yang menjadi ciri khas kekafiran
mereka, seperti harihari raya mereka.
Maka dari itu, haram
hukumnya seorang muslim
turut merayakan hari-hari raya
agama lain (Lihat
Syaikh Abdul Aziz
bin Abdullah bin
Baz, Penjelasan Tuntas Hukum
Seputar Perayaan, [Solo : Pustaka Al-Ummat], 2006, hal. 76).
So, berdasarkan dalil Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas, maka
haram hukumnya seorang muslim turut merayakan
V-Day dalam segala
bentuk dan manifestasinya. Haram
bagi muslim ikut-ikutan mengucapkan
Happy Valentine kepada
siapa saja. Haram
pula baginya mengadakan berbagai macam pertunjukan untuk merayakan
V-Day, seperti live band, kirim kado, dan sebagainya. Semua bentuk
perbuatan tersebut haram
dilakukan oleh muslim,
karena termasuk perbuatan
merayakan hari raya agama kafir yang telah diharamkan Al-Qur`an dan AsSunnah.
4- Mengakui Yesus Sebagai Tuhan
Diluar perbedaan pendapat
di kalangan kristiani
sendiri, tapi perayaan
Hari Valentine tetap bermuatan
ajaran Kristen. Dimana
Kristen sebagai sebuah
agama, mengajarkan tentang ajaran
trinitas yang menyatakan “Yesus sebagai Anak Tuhan”. Merayakan V-Day secara
langsung atau nggak, berarti ikut mengakui ajaran Kristen tersebut.
Dogma bahwa “Yesus
sebagai anak Tuhan” jelas tertolak secara logika apalagi nash AlQur’an dan Hadits.
Untuk itu perlu
ada ketegasan sikap
dari para pemuja
V-Day, terutama yang muslim, bahwa
jika mereka masih
aja ngerayain V-Day, maka dia
telah berbuat kesyirikan. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang
yang berkata: "Sesungguhnya Allah
ialah Al masih putera Maryam", Padahal Al masih
(sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah
ada bagi orangorang zalim itu seorang penolongpun.”
(QS. Al Maidah 72)
Tuh khan, dengan
tegas bin gamblang
Allah bakal menggolongkan
kita sebagai orang kafir, kalo kita mengakui Yesus sebagai
tuhan. Dan sudah jelas juga bahwa balasan bagi orang yang kafir adalah neraka.
Naudzubillah min dzalik.
Valentine merupakan ritual agama Kristen, sehingga Valentine
merupakan ibadah bagi agama
Kristen, bukti bahwa
Valentine sebagai ritual
agama Kristen adalah
ritual Valentine tersebut dikukuhkan
oleh seorang Paus
Galasius untuk memperingati
dua orang yang diberi gelar orang suci (santo) oleh orang-orang Kristen.
Bagi seorang muslim mengikuti Valentine sama aja dengan
mengikuti peribadatan orang Kristen. Di samping itu ada bahaya yang lain yaitu
sinkretisme antara agama Islam dan Kristen. Tahu khan sinkritisme? Kalo belum
tahu dan mau dikasih tau, sinkritisme adalah berupa ajaran/
ide yang mengajarkan
bahwa semua agama
itu sama. Para
penganut sinkritisme (kaum pluralis) menganjurkan agar salah satu agama
nggak usah melakukan truth claim alias
klaim kebenaran, karena menurut mereka pada dasarnya semua agama mengajarkan
kebenaran. Kayaknya sepintas ide ini manis, tapi perlu kamu ketahui sobat, bahwa
sebenarnya ide ini ide iblis.
Ide truth claim
dikembangkan oleh kaum
pluralis yang menginginkan
untuk melenyapkan truth claim,
yang dianggap sebagai
pemicu munculnya ekstrimitas, radikalisme agama, perang atas
nama agama, konflik horizontal, penindasan antar umat atas nama
agama. Menurut kaum
pluralis, konflik dan
kekerasan dengan mengatasnamakan
agama akan sirna, kalo semua agama/orang mengakui semua agama benar.
Adapun untuk merealisasikan idenya
tersebut, terbagi dalam
2 kelompok. Kelompok pertama, mereka
yang menghendaki dibentuknya
agama universal (global
religion) dengan cara menghapus dan mencairkan semua identitas-identitas
semua agama untuk dijadikan satu agama global yang harus dianut seluruh umat
manusia. Kelompok kedua adalah
mereka yang menggagas
kesatuan dalam hal
yang transenden (unity
of transenden), artinya mereka
berpandangan semua agama
memiliki gnosis yang
sama yakni menyembah Tuhan
yang sama, meskipun
cara penyembahannya berbeda-beda. Sehingga intinya, kita gak boleh meributkan dan bahkan harus
mengakui semua agama dan pemeluknya berhak masuk surga.
Sobat, sebenarnya ide sinkritisme atau truth claim ini
berawal dari cara pandang orang Barat tentang kebebasan berpendapat atau beragama
(huriyatul aqidah). Secara logika saja, ide
ini jelas imposible.
Bagaimana mungkin satu
agama disuruh mengakui
agama lain. Meski orang
diluar Islam pun
pasti nggak setuju
untuk mengakui agama
lain. Sebab, memang orang
beragama tertentu, karena
menurutnya (secara aqidah)
agama yang dianutnya sebagai
agama yang benar.
Sehingga penyatuan semua
agama (diambil baiknya aja)
menjadi agama global
jelas nggak mungkin
bisa dan pemeluknya
nggak akan mungkin rela.
Tapi disi lain
Barat dengan ide
HAM dan demokrasi
sering bermuka dua
dalammemandang truth claim ini. Buktinya demokrasi memberikan kebebasan
beragama dan berkeyakinan macam agama
Kabalah yang dianut Madonna atau
agama Scientologi yang dianut
Tom Cruise. Selain
itu, muncul banyak
sekte sesat yang
menyajikan bunuh diri massal
seperti The Heavens
Gate (Gerbang Surga)
yang didirikan oleh
Marshall Herff Applewhite dan
Bonnie “TI” Lu
Trusdale Netteles atau sekte Aum
Shinri Kyo yang didirikan pada
1987 oleh Shoko
Asahara alias Chizuo
Matsumoto di Jepang
sebagai solusi dalam mengatasi problema hidup mereka. Di negara macam
Amrik banyak lahir ajaran agama selain Kristen. Sebut aja ada Klu Klux Klan,
ada sektenya Charles Manson yang ngetop di tahun 60-an karena melakukan
pembunuhan terhadap sejumlah wanita termasuk seorang aktris terkenal, ada juga sekte Temple’s People yang dipimpin
pendeta Jim Jones, ada nabi yang bernama David Koresh yang kemudian melakukan
baku tembak dengan polisi federal AS (FBI), dan terakhir adalah sekte Gerbang
Surga yang melakukan aksi bunuh diri massal di tahun 1997. Termasuk di
negerinya anak singkong ini. Ada Om Mushadeq, Tante Lia Edan, Gus Roy, dan
kroninya yang lain. Mereka ada dan semakin bertahan kalo masih ada ide truth
claim.
Katanya Islam gak
boleh truth claim
tapi begitu muncul
aliran sesat atau
agama baru, atau banyak
orang melecehkan nabi
lewat kartun, mereka
malah dibiarkan aja melakukan
truth claim. Apa
itu gak standar
ganda namanya? Yo
wis, klo gak
bisa dikatakan standar ganda,
kita katai aja
standar ”Sak enake
udele dhewe”. Orang
yang melakukan tuduhan truth claim atau mereka yang menyamaratakan semua
agama, sama aja mereka menyamakan
wajah cool-nya Nicholas
Saputra dengan seekor
kera. Nyambung gak sih?
Allah telah memerintahkan
kita untuk tidak
mencampuradukkan ajaran agama
Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen :
“Bagimu agamamu, bagiku agamaku”. (QS. Al-Kafirun 1-6)
5- Mengokohkan Penjajahan Barat
Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51
melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan
Nasrani, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain.
Barangsiapa di antara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
Pihak Barat memang tidak pernah bosen mengajak ‘perang’
dengan Islam. Perang fisik atau militer itu senjata kuno, mereka sudah
memodifikasinya dengan perang pemikiran. Beda
banget dengan perang
fisik, perang pemikiran
ini kesannya halus,
nggak kerasa, tapi begitu
tahu kita sudah
jadi korbannya dengan
pemikiran dan tingkah
laku kita sudah seperti Barat.
V-Day sudah diakui
oleh siapapun sebenarnya
sebagai alat penjajahan Barat. Dia
telah berhasil merusak tatanan
masyarakat timur apalagi
Islam, mengikuti Valentine
bukan saja sekedar pesta
untuk menyatakan kasih
sayang, tetapi juga
pesta yang mau-tidak mau harus mengikutkan budaya yang
lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara
laki-laki dan perempuan
yang bukan muhrimnya,
hidup glamour, materialistis,
dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain.
Dengan semakin banyaknya
pendukung V-Day atau
paling nggak dengan
ngototnya remaja kita ngerayakan V-Day, secara nggak langsung kita telah
mempopulerkan budaya Barat yang bejat.
Hantaman budaya barat
itu semakin nggak
bisa kita tahan,
karena ternyata institusi negara
kita memfasilitasi. Coba
perhatikan, dari cara
gaulnya remaja kita, diajari
dengan tayangan sinetron, musik yang tiap harinya ngebahas tentang cinta melulu. Sementara
pelajaran agama di
sekolah cuman dikasih
jatah 2 jam
seminggu. Sehingga remaja sebenarnya
lebih seneng bersekolah
di sinetron remaja,
ketimbang di sekolah beneran.
Akhirnya, impian mereka untuk jadi bintang pun menggebu-gebu. Apa harapannya
kalo udah jadi bintang? Udah pasti tajir, terkenal, dipuja sana-sini, mau beli apapun
bisa. Termasuk kalo dunia pun bisa dibeli, mereka beli. (nggak segitunya
kale..!)
Nggak cukup cuman fasilitas itu.
Negara pun memperlihatkan dengan
kentara sebagai kaki tangan penjajahan
ide Barat. Gimana
nggak? Kalo akhirnya
di negeri kita
yang penduduk muslim berjumlah 85% lebih, tapi pemerintah
berani-beraninya membuatkan ATM
kondom. Padahal kita
tahu banget, alat
yang namanya kondom
dipake untuk berzina (kalo
pemakainya remaja yang belum nikah, atau para penyelingkuh). Dan zina itu sendiri
dalam Islam kagak
boleh alias haram.
“Tapi, negara kita
khan bukan negara Islam?” Ya, emang bukan negara Islam,
tapi pak presiden-nya khan orang Islam, menterinya juga banyak orang Islam,
yang mau dilayani untuk beli kondom juga orang Islam, trus apa
Islamnya cuman KTP
doang? Kalo yang
Islam cuman KTP, nggak
salah dong kalo entar yang masuk
surga, KTP-nya. Gejlig!
Belum lagi, negeri
kita berada di
posisi kedua sebagai
negara paling porno.
Bangga nggak? Yee… itu
mah bukan prestasi
tapi aib tahu
!?! Nah, kalo
bicara industri seks negeri
kita juga terkenal
di dunia, bro!
Itu tuh, Gang
Dolly di Surabaya
yang jadi jagoannya. Yup,
memang pornografi dan
industri seks secara
sengaja difasilitasi oleh negara dengan adanya lokalisasi WTS.
Semua fasilitas diatas
secara langsung atau
nggak, memudahkan untuk
menikmati perayaan V-Day. Cukuplah firman Allah SWT ini sebagai
renungan:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati
orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang
(kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.”(QS. Ali Imron
149)
Nah sobat muslim,
itu tadi seambreg
dalil yang jadi
alasan Islam untuk
ngelarang kamu ngerayain V-Day.
Bagi seorang muslim, jika Allah dan Rasul-Nya udah menetapkan suatu ketentuan,
nggak boleh baginya ragu untuk mengambilnya. Sebagaimana Allah firmankan:
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar
Rasul menghukum (mengadili)
di antara mereka
ialah ucapan. "Kami
mendengar, dan Kami patuh". Dan mereka Itulah
orang-orang yang beruntung”. (QS. An Nur 51)
”Dan tidaklah patut
bagi laki-laki yang
mukmin dan tidak
(pula) bagi perempuan
yang mukmin, apabila Allah dan
RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang
lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai
Allah dan RasulNya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS
al-Ahzab 36)
Sobat, nggak lengkap
rasanya kalo Islam
cuman ngelarang doang
tapi nggak pernah ngasih
solusi gimana supaya
peluang pergaulan bebas
itu nggak pernah
terjadi. Untuk itulah, Islam
juga menyediakan seperangkat
aturan-aturan yang memuat
tentang etika ketika bergaul
dengan lawan jenis.
Sehingga celah-celah yang bisa menghantarkan
kita berbuat dosa yang salah satunya adalah karena akibat gaul bebas,
bisa kita minimalisir atau bahkan eliminasi sama sekali. Paling nggak ketika
kita berhubungan dengan lawan jenis, itu ada batasannya. Tidak sembarangan.
Cowok dan cewek boleh-boleh saja bergaul tapi tentu ada rambu-rambu yang harus
ditaati bersama. Ada aturan yang harus diketahui barengan. Kapan boleh gaul
kapan harus menjauh.
Dalam pandangan Islam, sebenarnya kehidupan laki dan
perempuan itu terpisah. Islam menetapkan
aturan bahwa laki
dan perempuan itu
terpisah kehidupannya, baik
dalam kehidupan umum-di masyarakat, seperti di sekolah, jalan umum, bis,
angkot, dan di pasarmaupun dalam kehidupan khusus-di tempat pribadi, seperti
rumah atau tempat kost. Tapi Islam tidak
kejam dengan membiarkan
selamanya terpisah seperti
itu. Ada saat-saat tertentu yang dibolehkan bagi cowok
dan cewek untuk berkumpul dan berinteraksi. Malah dalam beberapa kondisi,
pertemuan antara keduanya tidak mungkin dihindari.
Nah, lalu kapan
dan dimana boleh
bertemu dengan lawan
jenis? Kita boleh-boleh
saja berkumpul dan
berinteraksi dengan lawan jenis
di tempat tempat
umum (tempat dimana seseorang tidak
perlu minta ijin
untuk masuk ke
dalamnya, seperti masjid,
sekolah dsb), dalam aktivitas
yang dibolehkan oleh syara. Di pasar misalnya, kita boleh berkumpul dan berinteraksi dengan
penjual lain. Tapi
hanya sebatas urusan
jual beli. Tidak
boleh ada embel-embel lain yang
keluar dari jual beli.
Kemudian tempat lain
yang dibolehkan berkumpul
dan berinteraksi adalah
dalam belajar-mengajar, dalam urusan pengobatan dan bentuk muamalah
lainnya. Tapi meski di tempat-tempat umum itu dibolehkan untuk berkumpul dan
berinteraksi, mata kita jangan jelalatan. Tetap harus menjaga pandangan dan
juga hal-hal yang bisa menjungkirkan kita ke dalam jurang
kemaksiatan. Kalau untuk
berkumpul di tempat
khusus, seperti rumah pribadi, mobil
pribadi, dan tempat-tempat
pribadi lainnya, maka
yang perempuan tidak dibenarkan untuk
berinteraksi dengan lawan
jenis secara mutlak
kecuali bila disertai mahrom. Misalnya, jika
cowok-terpaksa harus berkunjung ke rumah lawan jenis karena ada urusan yang
sangat penting (masalah
dakwah, misalnya)--, pastikan
bahwa temanmu disertai mahromnya,
bisa bapaknya atau kakaknya.
Selanjutnya kita harus tahu apa yang semestinya diperhatikan
ketika berinteraksi dengan lawan jenis. Baik laki maupun wanita, bila keluar
rumah harus menutup auratnya. Daerah aurat
laki-laki adalah sebatas
pusar sampai lutut.
Sedangkan wanita adalah
seluruh tubuhnya kecuali muka
dan telapak tangan.
Makanya untuk yang
wanita, diwajibkan memakai
pakaian sempurna yang terdiri dari jilbab (pakaian luar) dan kerudung (khimar) sebagaimana
perintah Allah dalam QS. Al Ahzab ayat 59 dan An Nuur ayat 31. Dan jelas konsekuensinya
haram bagi wanita yang nekat keluar rumah tanpa busana yang menutupi seluruh
tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya.
Juga bagi para wanita ada larangan tersendiri dalam urusan
ini, yakni jangan bertabaruj/ alias tampil all out atau berlebihan. Yakni
dengan memamerkan kecantikan dan perhiasan di
hadapan laki-laki yang
bukan mahrom. Firman
Allah: '..dan janganlah
kamu bardandan seperti, dandanan
perempuan (Jahiliyah) yang dahulu... (QS. AI Ahzab 33). Survei membuktikan bahwa kebanyakan
malapetaka pelecehan seksual
itu berawal dari
sikap tampil nekatnya para wanita sendiri.
Makanya bagi kamu yang wanita harap hati-hati. Tak perlu
seperti burung merak yang suka
pamer bulu-bulu indahnya.
Kamu manusia yang
punya akal, jangan
sampai dandanmu membuat klepek
klepek kaum Adam.
Khusus untuk urusan
busana, yang wanita tidak usah
mengikuti gayanya Claudia Schieffer atau Naomi Campbel yang mahir berlenggak-lenggok di
atas cat walk
dengan body dibalut
beberapa helai benang.
Apalagi sampai tampil polos, seperti aksi nekatnya Kate Winslet di
film Titanic dan Demi Moore di film Streptease.
Langkah
berikutnya. Kamu harus
menundukan pandangan ketika
interaksi dengan lawan jenismu.
Maksudnya adalah harus
bisa menahan diri
dari pandangan yang diharamkan. Yakni
memandang aurat atau
kepada selain aurat
tapi dibarengi dengan syahwat. Pokoknya
kalau sudah bisa
menundukkan pandangan alias
ghadhul bashar ini, lnsya Allah bisa saling menjaga kesucian
dan kehormatan diri.
Kemudian ketika kamu
berbicara dengan lawan
jenis harus diperhatikan
intonasi dan gaya bicaranya.
Bagi wanita, jangan
sekali-kali ketika berinteraksi
dengan anak cowok menggunakan gaya
bicara yang mendayu-dayu.
Suaranya dibuat merdu
merayu hingga menyisakan rasa
penasaran yang amat
sangat bagi kaum
lelaki. Firman Allah:
"Jika kamu bertakwa, maka
janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan, nanti orang orang yang
dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah dengan perkataan yang balk.
" (QS. Al Ahzab 32).
Masalah yang harus diperhatikan juga adalah, jangan
sekali-kali kamu berkhalwat atau berdua duaan (mojok) dengan lawan jenis.
Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat dengan
seorang wanita sedangkan wanita itu tidak
bersama mahromnya Karena
sesungguhnya yang ketiga
di antara mereka
adalah setan". (HR. Ahmad).
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka tidak boleh baginya
berkhalwat (berdua-duaan) dengan
seorang wanita, sedangkan
wanita itu tidak
bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka
adalah setan” (H.R. Ahmad)
Terakhir, sebagai sekedar saran tapi penting juga untuk
diterapkan adalah pelajari Islam, sering
hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak
sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu akan meredam
keinginan kita terhadap aktivitas gaul bebas yang memang berbahaya itu. Firman
Allah Swt: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah
lebih suci bagi
mereka, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS an-Nûr 30).
Sobat, itu tadi sederet aturan yang kudu kamu pake ketika
kamu bergaul. Dan peraturan tadi
sifatnya personal. Karena
emang nggak bisa
seratus persen mengandalkan
individu untuk bisa menghapus
pergaulan bebas di
kehidupan kita. Trus
gimana dong ? Ya, Jawabannya
adalah negara kudu ikut campur.
Semoga Bermanfaat..
klik:
lukyrouf.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar