AHLAN WA SAHLAN

Senin, 13 Februari 2017

Siapa Itu Valentine

Siapa Itu Valentine




Oleh : Ust Luky B Rouf

       Creative Writer
       Inspirator #YukMoveOn | Pengkader Pendakwah Ideologis
       Publishing Manager Al Azhar Press
       Kontributor Tabloid Mediua Umat, dakwahremaja.com
       Owner D’Walimah Organizer Pernikahan Islami
       Chief Operational Officer MoveON Inspiration


The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from  a  combination  of  all  three  of  those  sources--plus  the  belief  that  spring  is  a  time  for lovers.”

Kalo  ngobrolin  Valentine’s  Day  (V-Day)  cucok  banget  kalo  dimulai  dari  ngebahas  si empunya hari, siapa lagi kalo bukan si Valentine. Yup, Valentine ini bukan Valentino “the doctor”  Rossi,  si  pembalap  tangguh  yang bernomor  favorit  46 itu,  tapi Valentine  ini  yang hidup di masa Romawi kuno, tepatnya di masa  Kaisar Cladius II. Memang ada beberapa versi  cerita  tentang  V-Day,  termasuk  tentang  seseorang  yang  bernama  Valentine.  Ada sebagian versi menceritakan dengan nama “Valentine”, di cerita lain bernama “Valentino”, bahkan ada yang bilang juga “Valentinus” (backsound: kali aja saat itu ahli sejarahnya salah ketik, karena lagi ngantuk ya..hee..hee). Valentine atau Valentinus sebenarnya adalah nama seorang  Martyr,  yakni  seorang  Kristen  yang  terbunuh  karena  mempertahankan  ajaran agama yang dianutnya.  Valentino  adalah nama seorang uskup pada abad ke-3 Masehi di masa Romawi (The Standart International Dictionary, XVIII, p. 5090).

Catatan  mengenai  pendeta  yang  bernama  Santo  Valentine  itupun  masih  bias  karena hingga  saat  ini  berkembang  banyak  versi,  termasuk  tentang  latar  belakang  sejarah  vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh penguasa romawi saat itu. Catatan pentingnya adalah kalo diliat dari segi nama aja, udah ketahuan belangnya bahwa sejarah tentang orang yang bernama  Valentine  itu,  nggak  jelas.  Mungkin  dari  sebagian  sobat  remaja  ada  yang bergumam  “ngapain  kita  ribut  masalah  nama  segala,  yang  penting  khan  udah  ketahuan  kalo akhirnya  orang  menyebutnya  Valentine?”.  Well,  justru  disini  letak  persoalannya  sobat, kejelasan riwayat nama aja bisa ngebuktiin kalo emang sebenarnya cerita itu benar, atawa emang  menunjuk  pada  satu  orang.  Misal  aja  neh,  kalo  di  kelasmu  ada  dua  orang  yang bernama Parno, padahal keduanya bukan saudaraan, maka salah satunya kudu diperjelas dengan sederet cirinya masing-masing. Dari selidik punya selidik, Parno satunya ternyata nama  lengkapnya  Suparno,  sedang  satunya  namanya  mirip  bintang  film,  Parno  Karno… (yee.. itu sih Rano Karno).

Ok,  kembali  ke  masalah  Valentine,  berarti  satu  belang  udah  ketahuan  dari  segi  sejarah nama  orang  yang  dirayain  kematiannya  tanggal  14  Februari  itu.  Para  pastor  Romawi menentukan  tanggal 14 Februari  sebagai Hari  Santo  Valentine.  Sekarang  ini, hari  tersebut lebih dikenal sebagai hari Valentine. Kemungkinan pertama bahwa tiga nama itu menunjuk pada  satu  orang,  atau kemungkinan  kedua  emang  tiga  nama  itu  untuk  tiga  orang  yang masing-masing beda. Mana yang benar?  Wallahu’alam. Tapi yang jelas, sekali lagi ini bukti nyata  senyata-senyatanya,  betapa  amburadulnya  sejarah  orang  bernama  Valentine. Mustinya  neh,  para  pengagum,  penikmat  V-Day,  udah  saatnya  menanyakan  kengawuran sejarah V-Day ini.

Kata  “Valentine”  itu  sendiri  berasal  dari  bahasa  Latin  Valentinus  yang  artinya  gagah perkasa.  Ketika  itu,  kalo  orang  ngasih  pujian  Valentinus  atau  gagah  perkasa  sebenarnya ngasih pujian kepada dewa Baal.  Sedang Raja Baal yang pertama namanya adalah Nimrod.Siapa itu Nimrod, trus apa hubungan V-Day dengan Nimrod?

Begini  sobat,  menurut  legenda  Yunani  Kuno,  Nimrod  ini  dikenal  sebagai  seorang pemburu  anjing  ajak  yang  gagah  perkasa.  Dalam  bahasa  Yunani  Nimrod  lebih  dikenal sebagai  Pan,  sedangkan  anjing  ajak  dalam  bahasa  Latin  disebut  Lupus.  Nah,  oleh  orangRumawi  Nimrod  dinamakan  sebagai  Lupercus  atau  si  pemburu  anjing  ajak.  Kalo  sobat pernah denger peringatan atau festival Lupercalia  yang menurut legenda diperingati setiap tanggal  15  Februari,  nah  sebenarnya  itu  diambil  dari  kata  Lupercus.  Lupercalia  sendiri adalah  hari  perayaan  untuk  mendewakan  Lupercus  alias  si  pemburu  anjing  ajak,  alias  si Nimrod, alias si dewa Baal, alias si Valentinus atau Valentine. Tuhhh khan, ternyata bukan Imam Samudera cs, aja yang punya banyak alias, Valentinus pun punya banyak alias.

Ken  Sweiger  dalam  artikel  “Should  Biblical  Christians  Observe  It?”  (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang  Romawi.  Tapi  sobat  di  versi  lain,  di  tempat  yang  sama  di  Roma  dan  tanggal  yang sama  15  Februari,  Lupercus  justru  untuk  menamai  sang  Dewa  Kesuburan.  Dewa  ini digambarkan  sebagai  laki-laki  yang  setengah  telanjang  dan  berpakaian  kulit  kambing. Perayaan  Lupercalia  adalah  rangkaian  upacara  pensucian  di  masa  Romawi  Kuno  yang berlangsung  antara  tanggal  13-18  Februari,  di  mana  pada  tanggal  15  Februari  mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. (VCD Valentines day, Irene Handono)

Wah  belang  lagi  deh.  Ternyata  emang  nggak  ada  kesepakatan  dari  para  ahli  sejarah tentang Lupercalia. Tapi bukan bermaksud membela atau membenarkan sejarah Lupercalia, tapi  yang  sering  dipakai  malah  versi  yang  pertama.  Nggak  menutup  kemungkinan  versi kedua bisa jadi juga benar. Waduh, tambah pusing binti bingung ya ama sejarah V-Day? Ok, daripada pusing tujuh kali 100 keliling putar lapangan, mending dilanjutin dulu ceritanya. Konon  orang  Rumawi  banyak  yang  pengin  anaknya  gagah  perkasa  kayak  Nimrod, makanya  mereka  seringkali  ngasih  nama  anaknya  Valentine,  termasuk  mungkin  ortunya Valentine yang katanya merupakan seorang pastur yang dipancung di masa Kaisar Cladius II pada abad III Masehi itu.

Di  hari  Valentine  biasanya  nggak  komplit  kalo  nggak  ada  Cupid  sang  dewa  asmara. Cupid biasanya digambarkan dalam bentuk malaikat kecil bersayap dalam keadaan  bugil,yang  biasanya  bawa  panah,  dan  siap  memanah  pasangan  muda-mudi  untuk  terpanah asmara, katanya sih begitu. But, tahu nggak sobat, Cupid itu sebenarnya adalah gambaran atau  lambang  ketika  Nimrod  masih  kecil.  Makanya  kenapa  si  Cupid  itu  selalu  membawa panah,  karena  emang  menurut  legenda  seperti yang  saya  ceritakan  sebelumnya  tadi,  kalo Nimrod  adalah seorang pemburu. Cuman yang jadi nggak matching, kalo Nimrod adalah pemburu  anjing  ajak,  tapi  kalo  Cupid  koq  digambarkan  sebagai  pemanah  asmara.  Wah, emang amburadul benar ya legendanya?!

Tapi emang dasar orang Pagan, nggak tahu mana benar, mana salah, yang penting kalo itu udah jadi kepercayaan kakek moyangnya, ya itu yang terus dijadiin tradisi. Termasuk masih menurut legenda itu juga, diceritakan kalo di masa mudanya Nimrod adalah seorang cowok yang cakep banget. Bahkan kalo ditelusur dari kata valentine tadi, Nimrod alias si Valentine adalah gagah perkasa. Karena saking guantengnya itulah, ia banyak digandrungi sama banyak kaum perempuan (Daniel 11:37) yang bikin nafsu birahi mereka jadi bangkit terbang melayang. Itulah kenapa Nimrod di masa kecilnya juga dikasih nama  Cupid  yang dalam bahasa Latin  disebut Cupere  kalo diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai Desirealias  membangkitkan  nafsu  birahi.  Jadi  Cupid  itu  memanah  bukannya  untuk  bikin  orang jadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membikin nafsu birahi orang jadi bangkit. Nah loe ketahuan,  makanya  kamu  nggak  usah  bangga  deh,  kalo  kamu  lagi  jatuh  cintrong,  trus ngerasa  di  panah  sama  si  Cupid,  padahal  sebenarnya  bukan  dipanah  tapi  dipanas-panasi untuk bernafsu birahi. Hiii… jijay deh.

So,  kegantengan  Cupid  alias  Nimrod  ini  emang  ibarat  daya  magnet  yang  luar  biasa dahsyatnya,  sampe-sampe  nggak  cuman  kaum  hawa  disekitarnya  aja  yang  kena  sihir kegantengannya, bahkan ibu kandungnya Nimrod aja Semiramis juga jadi korban, sehingga akhirnya ia mengawini anak kandungnya sendiri itu. Gubrak !

Nah,  di  tanggal  15  Februari,  Nimrod  dan  Ibunya  mengakui  kesalahan  mereka,  sebagai ibu dan anak. Padahal di cerita sebelumnya tanggal 15 Februari dinobatkan sebagai festival Lupercalia.  Kenapa  bulan  Februari?  Katanya  si  empunya  dongeng  bulan  Februari  itu sebenarnya berasal dari kata Februa yang artinya penyucian. Ya, penyucian alias pertaubatan dosa  si  Nimrod  dan  ibunya,  yang  katanya  mereka  akhirnya  sadar  kalo  percintaan  yang mereka lakukan itu nggak benar. (Catholic Encyclopedia, 1908)

Kerajaan  Babilonia  berasal  dari  kerajaan  Baal  yang  memuliakan  dewa  Baal.  Dalam bahasa kuno  Kaldea  atau bahasa  Babilonia  pada saat itu  bal berarti  hati,  maka dari itu juga hati sering jadi lambang dari dewa Baal. Lambang hati ini juga digunakan sebagai lambang dari  hari  raya  Lupercalia  tersebut.  Entah  nyambung  atau  nggak,  lambing  hati  juga digunakan sebagai lambang dari hari Valentine.

Sobat, kalo kamu jeli dan nggak ngantuk baca tulisan ini. Di awal tadi sudah diceritakan tentang  Dewa  Baal.  Nah  dewa  Baal  ini  adalah  dewa  yang  dibenci  oleh  Tuhan  nya  umat Kristen (Zefanya 1:4).  Memang dari segi sejarah (kalo bisa dikatan sejarah, karena bisa jadi itu hanya dongeng rekaan) sebenarnya nggak ada kaitan antara kepercayaan Romawi kuno dengan  agama  Kristen.  Tapi  seiring  berkembangnya  waktu,  pihak  Gereja  kayaknya kuwalahan  mengatasi  tradisi  yang  sebenarnya  diakui  juga  oleh  Kristen  sebagai penyimpangan. Akhirnya  ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis  dengan  nama-nama  Paus  atau  Pastor.  Di  antara  pendukungnya  adalah  Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen. Pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara  Romawi  Kuno  ini  menjadi  Hari  Perayaan  Gereja  dengan  nama  Saint  Valentine’s Day  untuk  menghormati  St.Valentine  yang  kebetulan  mati  pada  14  Februari  (lihat:  The World Book Encyclopedia 1998).

Semoga Bermanfaat.. Barakallah..


Sumber : lukyrouf.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar