AHLAN WA SAHLAN

Kamis, 12 Januari 2017

Tips Mudik Penuh Berkah (Seri 2)

Tips Mudik Penuh Berkah  (Seri 2)

:: Tips Ketika dalam Perjalanan ::

Membaca Do’a Ketika Naik Kendaraan
Ketika  menaikkan  kaki  di  atas  kendaraan  hendaklah  seorang  musafir  membaca,  “Bismillah,  bismillah, bismillah”.  Ketika  sudah  berada  di  atas  kendaraan,  hendaknya  mengucapkan,  “Alhamdulillah”. 

  Lalu membaca,

“Subhanalladzi sakh-khoro lana hadza wa maa kunna  lahu muqrinin. Wa inna ilaa robbina lamun qolibuun” (Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami)[18].

Kemudian  mengucapkan,  “Alhamdulillah,  alhamdulillah,  alhamdulillah”.  Lalu  mengucapkan,  “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.” 
Setelah itu membaca,


“Subhaanaka inni qod zholamtu nafsii, faghfirlii fa-innahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta” (Maha Suci  Engkau, sesungguhnya aku telah menzholimi diriku sendiri, maka ampunilah aku karena tidak ada yang  mengampuni dosa-dosa selain Engkau).[19]

Membaca Do’a dan Dzikir Safar
Jika  sudah  berada  di  atas  kendaraan  untuk  melakukan  perjalanan,  hendaklah  mengucapkan,  “ Allahu  akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.” 
Setelah itu membaca,


 “Subhanalladzi sakh-khoro lanaa hadza wa maa kunna  lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamunqolibuun[20]. Allahumma innaa nas’aluka fi safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.” 

(Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini,  padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya  hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada -Mu  kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah  perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam  perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta  dan keluarga)[21]

Dalam  perjalanan,  hendaknya  seorang  musafir  membaca  dzikir  “subhanallah”  ketika  melewati  jalan menurun dan “Allahu akbar” ketika melewati jalan mendaki. Dalam Al Kalim Ath Thoyib dikatakan,


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya biasa jika melewati jalan mendaki, mereka bertakbir (mengucapkan “Allahu Akbar”). Sedangkan apabila melewati jalan menurun, mereka bertasbih (mengucapkan “Subhanallah”).”[22]

Hendaklah Memperbanyak Do’a Ketika Safar
Hendaklah seorang musafir memperbanyak do’a ketika dalam perjalanan karena do’a seorang musafir adalah salah satu do’a yang mustajab.  Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Tiga do’a yang tidak diragukan lagi terkabulnya yaitu do’a seorang musafir, do’a orang yang terzholimi, dan do’a orang tua kepada anaknya.”[23]

Membaca Do’a Ketika Mampir di Suatu Tempat
Hendaklah  seorang  musafir  ketika  mampir  di  suatu  tempat  membaca,  “A’udzu  bi  kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq  (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan setiap  makhluk).”  

Tujuannya  agar  terhindar  dari  berbagai  macam  bahaya  dan  gangguan.  
Dari  Khowlah  binti  Hakim  As  Sulamiyah,  beliau  mendengar  Rasulullah  shallallahu  ‘alaihi  wa  sallam bersabda, 


“Barangsiapa yang singgah di suatu tempat kemudian dia mengucapkan, ”A’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa kholaq (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan setiap makhluk)”, maka tidak ada satu pun yang akan membahayakannya sampai dia pergi dari tempat tersebut.” [24]

Ketika Kendaraan Tiba-tiba Mogok atau Rusak
Jika  kendaraan  mogok,  janganlah  menjelek-jelekkan  syaithan  karena  syaithan  akan  semakin  besar kepala. Namun ucapkanlah basmalah (bacaan “bismillah”).

Dari Abul Malih dari seseorang, dia berkata, “Aku pernah diboncengi Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu  tunggangan  yang  kami  naiki  tergelincir.  Kemudian  aku  pun  mengatakan,  “ Celakalah  syaithan”.

Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyanggah ucapanku tadi,

“Janganlah engkau ucapkan ‘celakalah syaithan’, karena jika engkau mengucapkan demikian, setan akan semakin besar seperti rumah. Lalu setan pun dengan sombongnya mengatakan, ‘Itu semua terjadi karena kekuatanku’. Akan tetapi, yang tepat ucapkanlah “Bismillah”. Jika engkau mengatakan seperti ini, setan akan semakin kecil sampai-sampai dia akan seperti lalat.”[25]

Musafir Ketika Bertemu Waktu Sahur (Menjelang Shubuh)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar dan bertemu dengan waktu sahur, beliau mengucapkan,


“Samma’a saami’un bi hamdillahi wa husni balaa-ihi ‘alainaa. Robbanaa shohibnaa wa afdhil ‘alainaa aa’idzan billahi minan naar (Semoga ada yang memperdengarkan pujian kami kepada Allah atas nikmat dan cobaan-Nya yang baik bagi kami. Wahai Rabb kami, peliharalah kami dan berilah karunia kepada kami dengan berlindung kepada Allah dari api neraka).”[26]


:: Tips Kembali dari Safar ::


Pertama, memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga ketika ingin kembali dari safar. Bahkan tidak disukai  jika  datang  kembali  dari  bepergian  pada  malam  hari  tanpa  memberitahukan  pada  keluarga terlebih dahulu. 

Dari Jabir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang untuk pulang dari bepergian lalu menemui keluarganya pada malam hari.”[27]

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidak pulang dari bepergian lalu menemui keluarganya pada malam hari. Beliau biasanya datang dari bepergian pada pagi atau sore hari.”[28]

Kedua, berdo’a ketika kembali dari safar
Do’a ketika kembali dari safar sama dengan do’a ketika hendak pergi safar yaitu mengucapkan, “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar”, 

kemudian membaca,

“Subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa maa kunna  lahu muqrinin. Wa inna ila robbina lamunqolibuun[29]. Allahumma innaa nas’aluka fi safarinaa hadza al birro wat taqwa wa minal ‘amali ma tardho. Allahumma hawwin ‘alainaa safaronaa hadza, wathwi ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa -is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli. ” (Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, taqwa dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga)

Dan ditambahkan membaca,


“Aayibuuna taa-ibuuna ‘aabiduun. Lirobbinaa haamiduun  (Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji Rabb kami).” [30]


Ketiga, melakukan shalat dua raka’at di masjid ketika tiba dari safar.

Dari Ka’ab, beliau mengatakan,


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika tiba dari safar pada waktu Dhuha, beliau memasuki masjid kemudian
beliau melaksanakan shalat dua raka’at sebelum beliau duduk.” [31]

Dari  Jabir  bin  ‘Abdillah,  beliau  mengatakan,  “Aku  pernah  bersama  Nabi  shallallahu  ‘alaihi  wa  sallam dalam safar. 
Tatkala kami tiba di Madinah, beliau mengatakan padaku,


“Masukilah masjid dan lakukanlah shalat dua raka’at.”[32]

Artikel www.muslim.or.id

Footnote:
[18]  QS. Az Zukhruf: 13-14
[19]  HR. Ahmad, At Tirmidzi, dan Abu Daud, dari ‘Ali bin Abi Thalib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih. Lihat Shahih At Tirmidzi no. 2742
[20]  QS. Az Zukhruf: 13-14
[21]  HR. Muslim no. 1342, dari ‘Abdullah bin ‘Umar.
[22]  Lihat Al Kalim Ath Thoyyib no. 175. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih.
[23]  HR. Ahmad no. 9604. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lainnya. Lihat Musnad Al Imam Ahmad bin Hambal, Muassasah Qorthobah, Al Qohiroh.
[24]  HR. Muslim no. 2708
[25]  HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Al Kalimu Ath Thoyib no.
238.
[26]  HR. Muslim no. 2718
[27]  HR. Bukhari no. 1801 
 [28]  HR. Muslim no. 1928
[29]  QS. Az Zukhruf: 13-14
[30]  HR. Muslim no. 1342, dari ‘Abdullah bin ‘Umar.
[31]   HR. Bukhari no. 3088.

[32]  HR. Bukhari no. 3087

Tidak ada komentar:

Posting Komentar