Sejarah Kerajaan Islam Makassar
Gowa dan Tallo
Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan
kecil, seperti Goa, Tallo, Sopeng, dan Bone.
Faktor yang membawa perkembangan Makassar, antara lain sebagai
berikut.
1)Terletak di tepi sungai.
2)Letak Makasar yang sangat strategis dalam
lalu lintas perdagangan Malaka–Maluku.
3)Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511.
4)Beralihnya sistem pemerintahan di Jawa
Tengah ke corak agraris.
Pada tahun 1605 penguasa dari kerajaan kembar Goa dan Tello
memeluk agama Islam. Raja Tallo bernama Karaeng Mataoya yang bergelar Sultan
Abdullah dengan julukan Awalul Islam dan Raja Goa bernama Daeng Manrabia dengan
gelar Sultan Alaudin
Sultan Hasanuddin (1654–1670), Kerajaan Goa–Tallo (Makassar)
mencapai puncak kejayaan .
Pertempuran besar meletus pada tahun 1666, Sultan Hasanuddin kalah
Isi Perjanjian Bongaya sangat merugikan rakyat Makassar, seperti
berikut ini.
1)Wilayah Makassar terbatas pada Goa.
Wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka.
2)Kapal Makassar dilarang berlayar tanpa
seizin VOC.
3)Makassar tertutup untuk semua bangsa,
kecuali VOC dengan hak monopolinya.
4)Semua benteng harus dihancurkan, kecuali
satu yakni Benteng Ujung Pandang yang kemudian namanya diganti menjadi Benteng
Rotterdam.
5)Makassar harus mengganti kerugian perang
sebesar 250 ribu ringgit.
Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional, banyak
pedagang asing, seperti Portugis, Inggris ,dan Denmark berdagang di Makassar.
Untuk mengatur pelayaran dan perniagaan dalam wilayahnya
disusunlah hukum niaga dan perniagaan yang disebut Ade Allopioping Bicarance
Pabbalu'e dan sebuah naskah lontar karya Amanna Gappa.
Hasil kebudayaan yang terkenal dari Makasar adalah perahu pinisi dan lambo.
Semoga bermanfaat .. Barakallah .. Wallahu A'lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar