Sejarah Lahirnya
Ekonomi Kapitalisme
1.
Sebelum ilmu ekonomi modern
lahir, faham ekonomi ada adalah ekonomi merkantilisme.
2.
Faham ini memandang bahwa manusia
memiliki sifat serakah, egoistis dan mementingkan diri.
3.
Aktivitas ekonomi tidak
boleh berjalan sendiri, karena akan menimbulkan penindasan terhadap
sesama manusia.
4.
Negara harus
berperan dalam mengendalikan kegiatan ekonomi di dalam masyarakat.
5.
Untuk meningkatkan
kesejahteraan, negara juga harus memproduksi berbagai komoditi untuk diekspor,
guna memperoleh emas.
6.
Merkantilisme ini
ternyata gagal menyejahterakan ekonomi rakyatnya, bahkan membuat
perekonomian semakin memburuk.
7.
Hal ini mendorong lahirnya faham
baru yang dianggap revolusioner pada waktu itu.
8.
Tahun 1776 terbit sebuah
buku yang berjudul “The Wealth of Nations” yang ditulis oleh Adam
Smith.
9.
Buku ini mengkritik
pandangan dasar dari faham merkantilisme.
10. Faham yang memandang bahwa manusia memiliki sifat serakah dan
egois, sehingga harus dikendalikan oleh negara, adalah faham yang salah.
11. Sifat serakah dan egois itu tidak boleh ditekan dan
dikendalikan oleh negara.
12. Sebab, sifat manusia seperti ini tidak negatif, tetapi justru sangat
positif, karena akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
secara keseluruhan.
13. Sifat egoistis manusia ini tidak akan mendatangkan kerugian dan
merusak masyarakat sepanjang ada persaingan bebas.
14. Setiap orang yang menginginkan laba dalam jangka panjang
(serakah), tidak akan menaikkan harga di atas tingkat harga pasar.
15. Akan ada suatu tangan yang tidak kentara (the invisible
hands) yang akan membawa perekonomian ke arah keseimbangan.
16. Pemerintah tidak perlu banyak campur tangan mengatur
perekonomian.
17. Jika banyak campur tangan, pasar akan mengalami distorsi, yaitu terjadi
ketidakefisienan dan ketidakseimbangan.
18. Negara juga tidak boleh banyak mengekspor berbagai macam
komoditi, tetapi cukup beberapa komoditi tertentu saja dan mengimpor
kebutuhan komoditi lainnya.
19. Sehingga akan tercipta keseimbangan pasar internasional dan
setiap negara dapat memproduksi komoditi unggulannya secara lebih efisien.
20. Jika mekanisme pasar berjalan secara bebas, maka 3 problem
ekonomi dapat diselesaikan secara alami.
21. Mekanisme pasar bebas akan mampu menyelesaikan masalah apa,
bagaimana dan untuk siapa.
22. Ke-3 problem ekonomi tersebut akan dapat diselesaikan dengan mekanisme
harga yang terbentuk dari proses keseimbangan pasar.
23. Dengan istilah lain, mekanisme pasar bebas akan mampu
menyelesaikan masalah: produksi, konsumsi dan distribusi
sekaligus.
24. Kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium).
25. Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis
akan menciptakan daya beli untuk membeli barang-barang yang dihasilkan.
26. Daya beli diperoleh dari faktor-faktor produksi seperti upah,
gaji, suku bunga, sewa dll.
27. Pendapatan atas faktor-faktor produksi seluruhnya akan
dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan perusahaan.
28. Inilah yang dimaksudkan dengan Hukum Say bahwa “penawaran akan
menciptakan permintaannya sendiri” (supply creates its own demand).
Sejarah Lahirnya Ekonomi Sosialisme
Karl marx merupakan pendiri faham ekonomi sosialisme
yang mengkritik keras faham ekonomi aliran klasik.
Dalam memberikan kritiknya, Marx menggunakan asumsi-asumsi
dasar yang digunakan oleh aliran klasik.
Dari asumsi-asumsi dasar itulah, kemudian Marx memberikan kritik
balik yang sangat telak terhadap faham ekonomi aliran klasik.
1. Surplus labor and value theory
a.
Dalam membangun teorinya,
Marx berangkat dari pandangan nilai (value) menurut Adam Smith
dan David Ricardo.
b.
Nilai suatu barang itu
diukur dari seberapa banyak tenaga yang telah dikorbankan oleh pekerja
untuk memproduksi barang tersebut.
c.
Dengan adanya perubahan
pola produksi dari sistem yang primitif kepada sistem yang modern, maka akan
muncul ketidakadilan dalam ekonomi.
Pola produksi yang primitif:
a. Kepemilikan bersifat individual.
b. Produksi bersifat individual.
c. Penjualan bersifat individual.
d. Pembagian keuntungan bersifat individual.
Pola produksi yang modern:
a. Kepemilikan bersifat individual.
b. Produksi bersifat kolektif.
c. Penjualan bersifat kolektif.
d. Pembagian keuntungan bersifat individual.
Dalam pola produksi modern, yang bekerja adalah
buruh-buruh perusahaan.
Majikan sebagai pemilik perusahaan tidak terlibat
dalam produksi, tetapi yang menikmati seluruh keuntungan.
Tenaga buruh hanya dianggap sebagai bagian dari komponen biaya
produksi.
Untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, metodenya adalah
dengan menekan biaya produksi seminimum mungkin (lihat box 1).
Jika nilai barang itu diukur dari besarnya tenaga yang telah
dikorbankan, maka sesungguhnya telah terjadi surplus nilai tenaga buruh
yang telah diambil oleh majikannya.
Dengan demikian, ekonomi kapitalisme adalah ekonomi yang
sangat zalim.
Box 1. Maksimisasi Keuntungan
TP = TR – TC
TP max = TR max – TC min
TC = TFC + TVC
TC min = TFC min + TVC min
TVC = bahan baku + tenaga kerja dll
TVC min = bea tenaga kerja minimal
TP seluruhnya akan diambil oleh pemilik modal (majikan).
2. The law of capital acumulations
- Menurut Marx, dalam persaingan yang bebas, perusahaan yang besar akan senantiasa “memakan” perusahaan yang kecil (lihat box 2)
- Maka, jumlah majikan akan semakin berkurang, sebaliknya jumlah kaum buruh akan semakin banyak.
- Demikian juga, jumlah perusahaan juga akan semakin sedikit, namun akumulasi kapitalnya akan semakin besar.
- Dengan demikian, nasib kaum buruh akan semakin tertindas.
Box 2. Memenangkan Persaingan
TP = TR – TC
TP max = TR max – TC min
TR = P X Q
TR max = P max X Q max
TR max tetapi tidak kompetitif
TR kompetitif = P min X Q max
Q max hanya damat diperoleh dari modal yang maksimal (modal
besar).
Perusahaan besar akan selalu memenangkan persaingan bebas.
Solusi Ekonomi Sosialisme
Untuk menghilangkan ketidakadilan yang terjadi dalam ekonomi
kapitalisme, maka Marx memberikan solusi yang sangat radikal, yaitu: penghapusan
kepemilikan individu.
Dengan demikian akan muncul pola produksi yang adil, yaitu:
a. Kepemilikan bersifat kolektif.
b. Produksi bersifat kolektif.
c. Penjualan bersifat kolektif.
d. Pembagian keuntungan bersifat kolektif.
Itulah solusi yang ditawarkan ekonomi kapitalisme dan sosialisme beserta kerusakannya ..
Ekonomi Islam solusi yang sesungguhnya ,,
Ekonomi Islam solusi yang sesungguhnya ,,
Semoga Bermanfaat..
Catatan kaki
Materi Ust Dwi Condro Triono P.hd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar