Membedakan antara At-Tashdiiq (Pembenaran Saja/Tidak Bersifat Pasti)
dan At-Tashdiiqu-l-Jaazim (Pembenaran yang Bersifat Pasti)
Iman menurut Syaikh Taqiyuddin An Nabhaniy:
التصديق الجازم المطابق للواقع عن دليل
“Pembenaran yang bersifat pasti yang sesuai dengan fakta berdasarkan suatu bukti”
untuk mengetahui maksud dari pembenaran yang bersifat pasti tersebut, akan digambarkan oleh analogi di bawah ini.
Analogi 1
Misalnya anda membeli beras dari sebuah toko seberat 3
kilogram dan penjual menimbang beras tersebut di hadapan mata kepala anda langsung.
Jika di perjalanan pulang anda ditanya berapa berat beras yang anda bawa? Tentunya anda akan langsung menjawab 3
kilogram!
Tapi jika ditanya lebih lanjut: beranikah anda bersumpah bahwa beras tersebut benar-benar 3 kilogram, tidak lebih dan tidak kurang walau hanya 1 miligram pun?
Tentu anda tidak akan berani, karena timbangan penjual beras tadi berpeluang salah, bisa karena takaran timbangannya dikurangi, rusak, penjual yang lalai, atau yang lainnya.
Pembenaran anda terhadap 3
kilogram di sini baru pembenaran saja yang tidak bersifat pasti.
Analogi 2
Kecuali jika kemudian anda membuktikan berat beras tersebut dengan timbangan-timbangan lainnya hingga jumlah timbangan yang memustahilkan terjadi kesalahan bahwa berat beras tersebut benar-benar 3
kilogram persis, tidak kuarang dan tidak lebih.
Maka pembenaran anda atas 3 kilogram yang terakhir inilah pembenaran yang bersifat pasti dan anda akan berani bersumpah atasnya!
Kesimpulan
maka penting bagi seorang mukmin memahami hakikat aqidah & iman kemudian makna bersyahadat
makna syahadat adalah membenarkan Allah & Rasul-Nya. Dan aktivitas tersebut adalah sumpah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar